Sepulang sekolah Kay bercerota panjang lebar tentang apa yang di alaminya di sekolah, tak lupa dengan semangat dia menceritakan tentang Alfad yang tidak membawa bekal, hati Cia tersentuh dan berniat membuatkan anak itu bekal setiap hari.
Entahlah, Cia paling nggak bisa kalo udah berurusan dengan yang namanya makanan, ngebayangin dia yang berada di posisi itu rasanya nggak sanggup.
"Makanya kita harus bersyukur di beri nikmat yang nggak terkira sama Allah, liat orang di luar sana banyak yang nggak seberuntung kita. Itu kenapa mama masukin kalian ke sekolah biasa, banyak ilmu yang bisa kita serap, nggak cuma palajaran aja."
"Tapi dia nggak tau diri, di tawarin masa di habisin nggak pake nanya sama Kand, kan kesel."
"Mungkin itu pertama kalinya dia ngerasain masakan yang enak, kamu nggak boleh ngomong gitu." Tegur Cia dengan lembut.