"Selesai!" Riang Kay.
Dia turun dari sofa, kemudian berlari ke kamar untuk mengambil cermin kecil yang biasa di bawanya kemanapun. Dia membawa cermin bukan karena ingin bersolek setiap saat tapi untuk menata rambut tebalnya yang mudah berantakkan.
Semua anggota keluarga tidak tahan menahan tawa, tuan besar kehilangan wibawa di depan balita empat tahun itu.
"Buyut, kamu akan menyesalinya." Kand menatap sedih rambut putih buyutnya yang di pangkas habis Kay.
Tuan besar mulai khawatir, "apa begitu buruk?" Kand mengangguk, nggak mungkin dia bohong.
"Ayah, seumur hidup aku belum pernah melihatmu begini." Tama menahan tawa dengan menampilkan senyum menawannya.
Suasana kembali hening begitu Kay datang dengan cermin ajaibnya, dia menatap takjub sang buyut yang menurutnya sangat luar biasa tampan.