"Ada lagi? Kalo nggak ada, gue mau pulang." Cia nggak betah duduk semeja dengan mantannya suami. Wajarkan dia nggak nyaman?
"Percuma juga lo kesel sama gue, harusnya yang lok labrak itu pak Mahar, minta kejelasan sama dia, bukan gue." Ucapan Cia semakin membuat Elle meradang. Jelas Cia mengejek dirinya yang tidak bisa bertemu dengan Dhika.
"Aku pasti bertemu dengannya, yakinlah," ucap Elle dengan yakin.
Cia mengedikkan bahu, "good luck kalo gitu."
Cia ingin bangkit namun ucapan Elle membuatnya gerah, "menjadi menantu idaman di keluarga Sandjaya pasti membuatmu nyaman."
Cia duduk kembali, dia akan melayani wanita ini, "kategori nyaman yang lo maksud yang mana? Banyak soalnya." Sudut bibir Elle berekedut.
Cia melanjutkan, "gue dimanja mertua dan kakek, mereka lebih sayang sama gue daripada pak Mahar, menjadi mantu satu-satunya, atau menjadi nyonya muda Sandjaya?"