Cia yang berusaha melepaskan diri langsung terdiam. Hening beberapa saat, mereka berkutat dengan pikiran masing-masing. Ucapan Dhika memilukan kali, pria ini seperti sedang menunjukkan sisi lemahnya pada sang istri.
"Pernikahan bukan hanya tentang bagaimana kita saling berusaha menjadi lebih baik. Level tertingginya adalah penerimaan yang di dasari oleh cinta. Dan saya ingin kita berada di fase itu." Dhika semakin menarik Cia menempel dengan dirinya.
"Saya tau, kamu sangat sakit hati dan kecewa, tapi kamu juga harus tau apa yang saya rasakan meski itu menyakitimu. Bukankah kita sudah sepakat untuk saling terbuka dengan apa yang kita rasa?" Lanjutnya.
Cia diam, dia tidak mengatakan apapun. Karena tubuh yang terlalu dekat, Dhika bisa merasakan debaran jantung Cia yang tidak karuan. Dia tersenyum kecil, hatinya sedikt menghangat.