"Kalau papa orangnya mirip pak Mahar, tapi sama aku dan mama hangat, dan dia cinta matiku. Kalau mama jangan di tanya, mirip akulah." Gadis itu terbahak menyamakam dirinya dan Sarah. Mereka kembar tapi sebagai ibu dan anak.
"Pasti menyenangkan." Sahut Clara. Dia bisa membayangkan seperti apa serunya keluarga itu jika sedang berkumpul.
Cia mengangguk, "nanti setibanya di Jakarta, aku undang makan malam dirumah mama, kamu akan mengenal seperti apa ajaibnya orangtuaku." Clara mengangguk semangat mendapat undangan tersebut.
"Bisa aku bayangkan semenyenangkan apa hubungan kalian." Joseph mengangguk-anggukan kepala sambil tertawa kecil.
"Hem, papa sangat bahagia ada aku mama. Dia tidak pernah keluar rumah di saat hari libur, kami menghabiskan waktu bertiga, main apa aja yang seru, contohnya ular tangga dan monopoli, siapa yang kalah harus nurutin yang menang. Pokoknya satu hari itu nggak boleh pegang handphone." Cerita Cia dengan semangat.