Nisa juga sudah dapat ganjaran dari apa yang dia lakukan jadi Sarah melarang putrinya melakukan tindakan kekerasan.
"Untung udah Cia tampar sekali," ucap gadis itu santai. Satu tampaaran cukuplah, menurut Sarah.
Cia dan Sarah berada di depan kantor Dhika, melihat pria itu mengawal bu Mirna dan Nisa keluar dari sekolah, Dhika tidak mau sekolahnya kotor akibat lemparan telur di sertai umpatan dan makian.
"Anak yang terlihat cupu ternyata suhu," ucap Mela. Sarah kembali melihat wanita itu, dia udah lelah nahan diri buat nggak julid.
"Bu Mel, boleh saya tanya sesuatu?" Mela yang berdiri di sampingnya langsung menoleh.
Tersenyum hangat tapi jatuhnya horor.
Silahkan bu." Mela mengangguk kecil.
"Ibu nyaman dengan gaya seperti ini? Maksud saya full colour. Jarang ada orang yang berani tampil seperti ibu." Sarah senyum kikuk.