Dhika diam aja. Udah abis tenaganya melawan Cia yang super aktif. Begitu lift terbuka, gadis itu jalan lebih dulu. Lihat, benarkan apa yang Dhika bilang, Cia itu kalau udah ilang takutnya ya balek garang lagi.
Dhika terus mengelus pinggangnya, bekas cubitan Cia masih terasa sakit.
"Bapak kenapa ngatain saya gitu?" Cia meletakkan barang belanjaannya dengan kasar di atas meja.
"Simpan di kulkas." Dhika duduk di sofa, dia meregangkan otot-ototnya.
Cia memutar malas bola matanya, "bukan itu masalahnya sekarang. Yang saya tanya jawab dong."
"Sebelum saya yang ngatain kamu, coba pikir apa yang kamu katakan untuk saya?" Cia mengerutkan alis dan berpikir.
"Karena saya ngenalin bapak itu om saya ke Laksa? Ya ampun pak, terus saya harus ngenalin bapak sebagai apa? Suami?"
"Itu lebih baik," jawab Dhika acuh.
hallo, selamat membaca ya ^^
boleh tinggalkan jejak komentar ya, agar kami semangat.
i love u all ^^