"Mama akan memberikan putra kita yang bodoh itu pelajaran."
***
Nisa melangkahkan kakinya menuju kamar sang putra tanpa keraguan sedikit pun. Dia akan memberikan putranya itu pelajaran yang setimpal kepadanya. Bahkan, walaupun dia harus mencoret nama Bian sekali pun dari kartu keluarga, tidak bisa menebus kesalahannya yang sudah dia lakukan.
Saat dia sudah berada di depan pintu kamar sang putra, dia pun segera masuk ke dalam kamar Bian.
"Lelap sekali tidurnya di atas penderitaan orang lain," geram Nisa seraya mengepalkan kedua tangannya. Dia terlihat menatap kesekelilingnya untuk mencari benda yang akan di gunakannya untuk menghajar Bian yang terlihat tengah tertidur pulas di atas tempat tidurnya.
Kedua matanya terlihat berbinar saat melihat kemoceng yang ada berada di atas buffet. Dia pun segera melangkahkan kakinya menuju buffet untuk mengambil kemocengnya. Setelah mengambilnya, dia pun