"Ayla!" Abian mengangkat dagu Ayla hingga mereka bisa saling bertatapan.
"Kenapa?" tanyanya lagi. "Bibir kamu menggoda kalo lagi nangis," sambungnya mesum.
"Kampret!" umpat Ayla membatin.
"Kenapa, Sayang?" Kali ini Abian bertanya dengan kata-kata manis disertai panggilan sayang yang selalu Ayla suka. Terutama saat mereka berada di atas ranjang seperti ini. Udah pasti luluh dah tu.
"Kamu ... Udah nggak marah?" tanya Ayla ragu.
Abian malah tertawa. "Buat apa kau marah? Kenapa aku harus marah sama ibu yang lagi ngandung anak aku?"
Ayla bahagia luar biasa mendengarnya. Sekali lagi, mereka berpelukan dengan erat layaknya teletubbies.
***
Ayla menangis haru di pelukan Abian. Ia senang karena suaminya sudah kembali menjadi Abian yang dulu. Abian yang pemalu, pendiam, namun suka menggodanya hingga malu. Ia rindu pada sosok Abian yang ini, sangat bertolak belakang dengan sifat Abian selama sebulan terakhir saat mereka baru pindah ke Jakarta.