"Tidak," kata makhluk berkepala beruang. "Sepertinya aku mengerti. Kau bermaksud kita harus menggunakan ingatan manusia-manusia itu untuk memuluskan rencana kita ini, begitukah?"
"Benar sekali," Pharas tertawa dengan merdu. "Kau ternyata pintar juga—jangan terlalu senang," ujar Pharas ketika melihat reaksi makhluk tersebut. "Hanya untuk takaran seorang Nimfa."
"Tidak masalah."
"Lalu?" tanya yang wanita.
"Kuliti mereka dan gunakan wujud mereka itu sebagai penampilanmu di hadapan manusia lainnya."
"Astaga… memikirkannya saja sudah membuatku ingin muntah."
"Untuk seorang Alkonost, kau sepertinya kurang banyak pengalaman bersama manusia," ujar Pharas menanggapi ucapan wanita tersebut. "Apa aku salah?"
"Tidak. Kau benar, aku sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan manusia."
"Pantas saja," Pharas terkekeh.
"Aku lebih suka menjalani hidup jauh dari keberadaan manusia."