perempuan tersebut berjalan ke arah kantor nya dengan perasaan carut-marut, sampai kapan dia menutupi seperti apa rupa sang ayah..
mungkin Brianna akan merasa kecewa setelah dia tahu bahwa anak itu adalah korban pelecehan.
Lalu bagaimana caranya Alexa menjelaskan pada sang putri tentang kejadian beberapa tahun yang lalu
selama ini yang membuat dirinya hancur adalah dia tidak pernah mengetahui seperti apa rupa pria brengsek tersebut
pria yang telah menghancurkannya dan juga telah membuat kehidupan lain di dalam diri Alexa
Briana adalah putri cantik yang dia miliki, Meskipun begitu anak tersebut selalu bertanya tentang sang ayah kepadanya dan lagi-lagi Hal itu membuat dirinya hancur.
beruntung dia bisa tinggal bersama dengan Irene yang mau menampungnya bahkan kedua orang Irene pun sangat menyayangi Alexa seperti putrinya sendiri dan juga menyayangi Briana seperti cucunya sendiri.
perempuan tersebut langsung duduk di meja kerjanya dan bersiap untuk bekerja seperti biasa, meskipun Irene memiliki perusahaan sendiri tapi Alexa tidak ingin terus menerus bergantung kepadanya bekerja di perusahaan lain.
_______
waktu terus berlalu pekerjaan yang sangat banyak pun membuat Alexa sedikit terlambat jemput Sang Putri.
" Ibu kemana ya kok belum jemput " gumam Briana sambil celangak celinguk mencari sosok ibu nya di depan gerbang sekolah preschool
tatapan nya pun mengarah ke teman-teman nya yang sedang berada di taman dekat sekolah, dia pun langsung tersenyum dan hendak melangkah.
" Sebaiknya aku bermain bersama mereka saja, sambil menunggu ibu" pikir anak itu
Briana mendekati teman teman nya yang asik bermain dan menaruh tas nya di atas bangku taman
" Bisakah aku ikut bergabung bersama dengan kalian" tanya Briana ramah
anak-anak tersebut menoleh dan mengerut kan kening nya
" Tidak..aku tidak mau main dengan mu " jawab teman nya ketus
" Memang nya kenapa " lirih Briana sedih
"Aku tidak mau bermain dengan anak seperti mu..kau kan tidak punya ayah, ibu kami bilang jika ibu mu itu perempuan tidak baik" ejek temannya lagi
Mereka semua pun menertawainya Briana dan membuat hati anak tersebut sakit dan menangis seketika
" Tidak punya ayah... tidak punya ayah.." ledek teman-teman nya secara bersamaan dan tertawa lebar
Briana terdiam dan mematung,air matanya mengalir
Dia menangis dengan kencang
Tapi mereka terus saja mengejek nya
" Ada apa ini.. kenapa kau membuat nya menangis" suara bariton seseorang membuat anak tersebut menoleh sambil sesenggukan
" Maaf paman.. aku tidak ingin bermain dengan orang yang tidak mempunyai ayah " ucap anak kecil tersebut polos
" Dia punya ayah..aku ayah nya, selama ini aku bekerja di luar negeri jadi tidak bisa menjaga dirinya " bohong pria itu
Sontak Briana dan kawan kawan nya terbelalak kaget
" Maaf paman, aku kira dia tidak punya ayah, selama ini dia selalu di antar oleh ibunya.. Briana maafkan kami " ucap temannya tersebut lalu berlari meninggalkan Briana yang masih menangis
dengan sesegukan Briana mendekati pria tersebut
" Paman terimakasih sudah berpura-pura menjadi ayah ku " ucap nya lirih
Pria itu langsung memeluk nya erat
" Sudah jangan menangis,,kau sedang apa di sini? " tanya pria tersebut ramah
" Aku menunggu ibuku." sahut nya
tak lama pria berjas hitam mendekat dan berbisik
"apa kita akan melihat-lihat lokasi ini lagi tuan...ku rasa lokasi ini cukup cocok untuk pembangunan apartemen" ucap sang sekretaris
pria tampan itu berdiri dan mengangguk
"baiklah, kau tulis aja dan lobi beberapa orang yang tinggal di sini lalu tanya..berapa mereka mau menjual tanah mereka" sahut pria itu
sang sekretaris mengangguk
"Baik Tuan" sahut nya pelan
Briana menatap kearah pria tampan tersebut dan tersenyum tipis, namun kemudian tatapannya beralih ke arah sang ibu yang berlari kecil menuju kearah nya
"lihat itu ibuku" ucap anak tersebut dan sontak membuat pria tampan itu menoleh
Alexa mendekat ke arah anaknya sambil tersenyum dan menggenggam tangan nya erat
" Maaf ibu telat " ucapnya memelas
" Tidak apa ibu" sahut Briana
Alexa menatap pria di samping Briana dan tersenyum, sementara pria itu menatap Alexa dengan tatapan kaget dan mata yang membulat
" oh...kau Samuel O'Conner bukan?anak pemilik kampus tempat ku belajar" tanya Alexa tersenyum lebar
Samuel membalas senyuman tersebut, sebuah senyuman yang membuat pria tersebut menahan sesak didadanya
Ingatan nya kembali saat dia melakukan pelecehan terhadap gadis tak berdosa tersebut..gadis yang sedang tersenyum padanya saat ini
Dia begitu menyesali perbuatannya apalagi saat dia menatap wajah gadis kecil di samping nya
" Di..dia anakmu " tanyanya heran
" Iya " jawab Alexa singkat
" Sejak kapan ..eh maksudku kau sudah menikah " tanya nya lagi
" Ahh itu..." Alexa tampak bingung dia pun hanya terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal
Alexa tak meneruskan ucapannya, dia hanya tersenyum kikuk menatap Samuel salah tingkah, entah dia harus menjawab apa.. karena selama ini dia pun tidak mempunyai jawaban akan pertanyaan nya sendiri
"Jangan bertanya tentang pernikahan dan ayahku paman. ibu tidak akan menjawabnya..akupun tidak tahu seperti apa wajah ayah ku " ujar Briana ketus sambil menatap ke arah ibunya kemudian berlalu meninggalkan sang ibu dengan perasaan kesal
"Seperti nya dia sedang sensitif..aku harus mengejarnya.." ucap Alexa seraya mengejar langkah anaknya tersebut
Samuel menatap keduanya lirih
" Aku tidak menyangka akan seperti ini jadinya..aku yang sudah memperkosa mu waktu itu.. maafkan aku! Bahkan aku meninggalkan mu di hotel saat kau tidak sadarkan diri..aku sudah berdosa padamu Alexa, bahkan kau dan anakmu terus di hina oleh orang lain karena perbuatan ku.. maafkan aku yang brengsek ini karena belum berani mengatakan bahwa aku adalah ayah dari anak mu" Ucapnya lirih tanpa disadari air matanya mengalir deras
dia tidak pernah menyangka bahwa Alexa akan melahirkan anak tersebut, memang kejadian malam itu Samuel lupa memakai pengaman..
tapi dia benar-benar tidak menyangka bahwa Alexa justru melahirkan putri cantik seperti Brianna
mata yang bulat dan bibir tipis yang manis membuat anak tersebut terlihat sangat cantik
lagi-lagi Samuel terdiam menahan sesak didadanya, dia belum berani mengatakan pada Alexa dan putrinya bahwa dia adalah pria brengsek yang telah meninggalkan Alexa malam itu.
sementara Alexa mencoba meraih pergelangan tangan Sang Putri tetapi lagi-lagi anak tersebut merasa jengkel dan menatap kearah ibunya lirih
"lagi-lagi aku dihina oleh teman-temanku Bu, Untung ada paman tadi.." cebik gadis itu
Alexa menghela nafas panjang dan tersenyum tipis
"jika bertemu dengannya lagi ibu akan berterima kasih kepadanya karena telah menolongmu, jadi kumohon jangan marah pada ibu lagi" ucap Alexa pelan
Briana memeluk pinggang ibunya sambil menangis, mungkin ada alasan kenapa ibunya tidak mengatakan yang sesungguhnya tentang ayah kandung dirinya.. tapi Brianna bersyukur Karena Dia memiliki keluarga yang sangat sayang padanya.