Nina membuka matanya perlahan, ia merasa kepalanya sakit luar biasa. Ia berusaha bangkit, tapi tubuhnya terasa lemas.
"Kau sudah sadar, sayang? Jangan banyak bergerak dulu, ya."
Nina menoleh, tampak Bram sedang berdiri di samping ranjangnya.
"Aku di mana?" tanyanya.
"Kau pingsan saat berada di rumah Ayahmu. Aku langsung membawamu ke rumah sakit. Ibumu ada di luar sedang bicara dengan Ayahmu.
Nina tersentak, "Ayah pasti akan menyakiti Ibu, tolong bantu aku bangun, Mas."
"Sttt...tidak, percayalah sayang. Ayahmu tidak akan berbuat kasar atau menyakiti Ibu."
Nina mulai menangis tersedu-sedu. Ia merasa hatinya saat ini begitu sakit. Perlahan, Bram memeluk Nina dan membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya.
"Aku tidak tahan lagi mendengar wanita itu memaki Ayah. A-aku..."
"Sstt, sudahlah, ada aku di sini, ya. Tubuhmu sekarang demam, Nin. Kau harus istirahat, ya."
Perlahan, Bram membantu Nina untuk kembali tidur dan menyelimuti tubuh gadis itu.