Brak!!
Terdengar pintu utama dibanting. Mereka bertiga terlonjak dan menoleh ke arah pintu utama.
Beberapa saat kemudian, muncul dari belokan ruang tamu sosok lelaki yang masih memakai jas. Adalah Tuan Kim Jae yang berjalan tergesa-gesa memasuki rumahnya ini.
Gilang tersentak melihat kehadiran lelaki dewasa itu. Ia pernah melihat ayahnya Jeje itu sekali, dan dalam ingatan Gilang, ayahnya Jeje itu sangat kejam. Jadi, sebelum ia menerima amarah lelaki berambut klimis dan berkumis tipis itu, Gilang buru-buru menarik Mario untuk segera meninggalkan rumah ini.
Saat Gilang berpapasan dengan Kim Jae, ia menunduk sejenak. Namun, Kim Jae seolah tidak memedulikan eksistensi Gilang. Ia masih berjalan dengan langkah lebar.
"Ada apa?" Mario berbisik ke telinga Gilang. Ia heran melihat ekspresi Gilang dan Jeje yang berubah tegang saat melihat kehadiran lelaki dewasa itu.