Rio tersenyum lega dan membawa Gisa ke salah satu kamar tamu yang masih rapi aman dari amukan Gisa. Rio adalah pria yang mencintai kebersihan oleh sebab itu ia begitu risih berada di kamar Gisa yang penuh dengan barang-barang yang berserakan dan pecahan berbagai macam benda.
Rio memapah Gisa dan mendudukkan wanita itu di pinggir kasur, ia melihat keadaan Gisa sangat berantakan dengan rambut acak-acakan, mata merah dan sembab, hati Rio berdenyut perih melihat kondisi kekasihnya yang begitu menyedihkan, Rio menangkupkan kedua tangannya di pipi Gisa dan mencium bibir pucat wanita itu begitu lama
Gisa menangis dengan tangan gemetar dia mencoba untuk mendorong tubuh Rio. memberontak di dalam pelukan pria itu namun dia tidak bisa kekuatannya tidak sebanding dengan Rio, Gisa juga tidak mampu menahan ciuman dari Rio.
Setelah beberapa saat, Rio baru melepaskan pagutannya, Rio mengangkat tangannya dengan lembut menyeka air mata di wajah Gisa.