Anna dan bos laki-lakinya pun tiba di rumahnya. "Lewat sini, Bos."
Laki-laki itu menyalakan handphone-nya sebagai penerangan jalan. Dan begitu tiba di rumah, Anna segera mengarahkannya ke tempat di mana ia menendang sosok tubuh manusia yang ia tahu adalah neneknya.
"Ya, ampun, Nenek!" pekik Anna ketika melihat wajah sang nenek yang begitu pucat saat terpalar cahaya handphone, "Apa yang terjadi sampai nenek jadi begini?" Ia kembali menangis.
Sementara sang bos mengecek kondisi si nenek. "Beliau masih bernapas. Mungkin nenekmu hanya pingsan."
Anna merasa lega mendengarnya, meski sebenarnya dalam hati ia sangat ketakutan.
"Tapi sebaiknya kita bawa nenekmu ke rumah sakit. Takutnya terjadi apa-apa pada nenekmu."
Anna menyetujuinya. "Baiklah. Tapi sebelumnya aku minta maaf karena sudah merepotkan Anda."
"Tidak masalah, Anna. Sekarang pegang handphone ini. Aku akan menggendong nenekmu dan membawanya ke mobil."
Cepat sembuh ya nenek. ^^ Untuk Tommy, semoga istrinya cepat ketemu. ^^