Sofi sangat senang dengan keputusan ibunya. Ia tidak menyangka bila hanya dengan kalimat itu saja bisa membuat keputusan besar bagi ibunya. Rencana mendadak dan sangat sukses. Jangankan berharap ide ini berhasil, memikirkannya saja sudah sangat mendesak. Tiba masa tiba akal. Ya, seperti itu ungkapan yang cocok untuk Sofi.
"Jadi, Ibu akan duduk saja di rumah sampai Mbak Dita pulang—ah kembali ke kantor, begitu?" tanya Sofi sekali lagi untuk memutuskan. Matanya juga berkedip-kedip pada sang ibu.
"Ugh! Apa Ibu punya pilihan lain. Berdiam di rumah untuk saat ini adalah keputusan yang sangat tepat dan tidak ada yang lebih bagus dari ini. Kalau perlu, tidak jadi ke mall."
Sofi tak suka dengan kalimat terakhir itu. Semua harus tepat seperti yang diinginkannya. Tidak ada yang boleh berubah begitu saja karena adanya Mbak Dita. Kalau seperti ini, kehadiran Mbak Dita bukan hanya menolong, tetapi juga mengancam. Sofi harus memikirkan lagi rencana selanjutnya.