"Apa yang terjadi dengan tuan, Mr. Frans?" tanya Mike yang melihat Mr. Frans menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengecek tubuh Lucas.
Dokter pribadi keluarga Vantouxer itu menoleh. "Apa yang baru saja ia makan atau minum?" tanyanya lalu menyuntikkan lagi satu cairan bening pada tubuh terbaring Lucas. Ia memang sudah biasa melihat Lucas sakit, tapi baru kali ini pria keras kepala itu keracunan. Apalagi jenis racun mematikan yang ada ditubuhnya. Anak buahnya kurang teliti menilai orang-orang disekitar mereka.
"Tuan tidak makan atau minum apapun sejak pagi," ujar Harry yang memang berada di samping Lucas setiap saat. Pria itu masih mengingat-ingat apa saja yang dilakukan atau dimakan tuannya hari ini. Tidak ada. Lucas sejak pagi hanya duduk di ruang kerjanya tanpa memakan apapun. Ia sedang mengerjakan map perusahaan yang meminta tanda tanganya lalu tidak sadarkan diri begitu saja. Harry pikir itu karena tuannya kelelahan, tetapi Mike langsung menghubungi Mr. Frans hingga pria itu kemari.
Mr. Frans berdiri dari jongkoknya. Melepaskan stetoskop dari telinganya lalu melihat Mike, Erix dan juga Harry yang menunggunya.
"Tuan Lucas keracunan. Dalam tubuhnya terdapat racun mematikan sejenis arsenik, tapi itu masih bisa disembuhkan. Kurasa dia tau dalam makanan atau minuman itu terdapat racunnya. Ditubuhnya hanya beberapa organ saja yang terkena tetapi aku sudah memberikan penanganan. Kalian tidak berhati-hati dengan apa yang akan dia makan."
Harry mengingat sesuatu. "Ah ya tuhan ... aku lupa. Tuan meminum kopi dan langsung menyemburkannya tadi pagi. Apa dari itu? Tapi ketika pelayan itu meminumnya ia langsung kejang-kejang dan mati. Kurasa tuan menahannya sejak pagi. Astaga ... pelayan itu benar-benar."
"Apa?! Bagaimana bisa?!" tanya Erix yang memang tak kembali ke mansion setelah menjenguk kekasihnya yang sakit. Ia sungguh tak tau kejadian itu. Katakan saja ia sudah tergila-gila dengan makhluk bernama wanita hingga teledor meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan Mike, pria itu terus terdiam dengan pikirannya.
"Kau mau kemana, Mike?" tanya Harry begitu melihat Mike berbalik ingin pergi.
"Aku harus menyelidiki siapa yang berani memasukkan racun itu, Harry. Aku tak bisa diam saja. Aku salah dan teledor menjaga tuan," ucapnya lalu pergi dari kamar tuannya.
Harry hanya mengangguk menanggapi. Ia kembali memfokuskan pandangannya pada tubuh terbaring tuannya dengan wajah pucat. Ini kesalahan Harry yang tidak berhati-hati menjaga tuannya hingga tuannya menelan racun mematikan itu. Harry sungguh merasa menyesal.
Maafkan aku Tuan. Aku tak becus menjagamu. Batinnya dengan penuh penyesalan.
"Saya sudah menyuntikkan cairan penghilang racunnya. Kemungkinan tuan Lucas akan sadar setelah tujuh jam tidak sadarkan diri. Hanya cairan itu yang ku punya untuk menghilangkannya saat ini. Sebenarnya jika ku suntikkan cairan penghilang racun arsenik yang lain, mungkin dalam dua jam saja tuan Lucas akan sadar tapi aku tak sempat membawanya. Tenang saja, cairan ini juga penghilang racun arsenik. Hanya saja ia bekerja tak terlalu cepat," jelas Mr. Frans.
Harry dan Erix mengangguk paham.
"Sudah selesai, saya permisi pulang. Semoga tuan Lucas segera sadar dan sembuh," lanjutnya lalu melangkah pergi diikuti Erix yang akan mengantarnya.
Tersisa Harry di dalam kamar Lucas. Tatapannya tak lepas dari tubuh lemah tuannya yang terbaring di atas ranjang. Tatapan itu berubah sendu melihat tuannya yang biasa angkuh dan dingin kini hanya bisa terbaring dengan wajah pucat di atas ranjangnya. Harry mulai mendekati ranjang. Ia mendudukkan dirinya tepat di samping Lucas.
"Tuan, cepatlah sadar. Aku tak bisa melihatmu hanya berbaring di ranjang seperti ini. Ini seperti bukan dirimu," ujarnya sendu.
Ya … Harry memang akan berbeda jika hanya berdua dengan tuannya. Apalagi melihat Lucas yang terluka karena kelalaiannya. Harry benar-benar merasa bersalah. Kenapa ia dari tadi tak segera menyelidiki tentang kopi itu? Yang ia lakukan malah menunggu Lucas menyelesaikan pekerjaannya dan ya ... setelah itu Lucas sudah tak sadarkan diri. Harry sungguh tidak berguna!
"Kau tau, Tuan? Aku tidak melakukan apa yang kau perintahkan padaku tadi pagi. Aku tau ini pertama kalinya aku melanggar perintahmu tapi itu karena nona. Aku minta maaf karena aku membiarkan nona mengambil alih tugasku. Aku memang bodoh, Tuan. Maafkan aku dan kumohon cepatlah sadar," ucapnya. Matanya masih menatap sendu pada Lucas yang terpejam dan tak bergerak sedikitpun.
Katakan saja Harry sudah gila karena ia bicara pada orang yang tak sadar dan tak akan mendengar celotehnya. Ia tau, tapi ia tetap bicara seolah-olah tuannya sedang mendengarkannya dengan baik. Padahal jika Lucas sadarpun, ia tak akan mau mendengarkan cerita bodoh Harry.
Harry terkekeh sendiri mendengar ucapannya. "Tuan kau tau? Aku punya rencana untuk menjodohkanmu dengan nona. Kalian tampak serasi saat berdua seperti tadi. Aku melihat hal baik akan datang karena adanya nona, tetapi aku tidak mau berharap lebih. Jika kau nyaman dan senang itu lebih berarti bagiku."
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^