Di dalam hotel Arima merebahkan badannya di kursi.
"Kiyotaka, apakah ada pengembangan terbaru tentang kasus jembatan Yanghwa?."kata Arima.
"Dari berita dan informasi internet umum masih belum ada Perkembangan Arima-san."kata Kiyotaka dengan matanya yang malas.
"Tempat tinggal "target". Apakah sudah di konfirmasi?."kata Arima kembali.
"Semua sesuai dengan laporan, aku sudah memastikan lewat CCTV lingkungan sekitar Arima-san."Kata Kiyotaka sambil melihat pemandangan kota lewat jendela hotel.
"Baiklah, kita akan menemuinya besok, pastikan dia tidak meninggalkan apartemen, tempat tinggalnya."Kata Arima lalu meninggalkan kiyotaka di ruangan sendirian.
__
__
Keesokan harinya Arima dan Kiyotaka mengendarai mobil, yang sudah kita sewa.
Mereka sedang parkir di sebuah gedung putih berlantai.
"Apakah ini tempatnya tinggal?."kata Arima.
"Benar, target juga tinggal dengan seorang asisten rumah tangga wanita, dari hasil pengintaian dia adalah seorang wanita muda berambut pirang panjang dan sudah bersama dengan target sejak masih kecil."Kata Kiyotaka.
"Informasi tentang keluarganya sangat sedikit bahkan jika sudah memakai otoritasku di badan pertahanan Jepang, pasti ada sesuatu dengan anak ini.."kata Arima dengan tenang.
Kiyotaka yang berada di kursi sebelahnya mengangguk setuju pasti ada "sesuatu" dengan target ini.
"Ayo kita masuk."kata Arima Dengan tenangnya, keluar dari mobil dan memasuki gedung, yang di ikuti oleh Kiyotaka.
Sesampainya di depan pintu Arima menekan bell apartemen tersebut.
..
Setelah beberapa saat pintu tersebut terbuka sedikit dan hanya menampilkan kepala seorang pria saja.
"Ada keperluan apa?."kata pria tersebut dengan bahasa Korea.
Pria tersebut berkulit hitam dan bermata hitam dengan rambutnya yang tidak teratur.
Arima menyimpulkan orang ini adalah orang barat.
Dengan ramah Arima berbicara memakai bahasa Korea fasih. "Maafkan aku menganggu waktumu, apakah pelajar Min Jungwo ada di dalam?."
Pria tersebut segera kehilangan ketenangannya dan segera ingin menutup pintu.
Tapi semua pergerakannya tersebut terlihat jelas oleh Arima dan Arima menahan pintu tersebut agar tidak di tutup, dengan kekuatan yang tidak manusiawi.
"Aku kemari tidak dengan permusuhan dan aku hanya ingin menanyakan beberapa hal kepada pelajar Min Jungwo, apakah bisa?."kata Arima sekali lagi.
Pria itu sudah berusaha untuk menutup pintu tapi bagaimanapun dia berusaha dia tidak bisa menutupnya, malah pintu tersebut di buka oleh Arima dengan paksa dan terbuka sepenuhnya.
"S-siapa kamu, apa yang kamu inginkan?."Kata pria tersebut sambil tergagap menatap Arima.
Arima dengan tenang menjawab.
"Namaku KISHOU Arima. Dan tujuanku kesini hanya ingin menanyakan beberapa hal kepada pelajar Min Jungwo dengan damai."
Kata "Dengan damai" Lebih di tekankan oleh Arima, karena Arima merasakan Niat buruk dari lemari di dalam apartemen tersebut.
"Biarkan saja.."kata suara seorang wanita dari dalam ruangan tersebut.
Setelah Mendengar suara wanita tersebut, lelaki yang bersihkukuh menghentikan Arima segera mengendurkan pertahanannya.
Arima dengan tenang melangkah ke dalam di ikuti dengan Kiyotaka.
Ketika Arima masuk ke dalam ruang tamu ada seorang wanita berambut pirang yang sedang menunggu Arima dengan tatapan tajam.
"Ada urusan apa, kau ingin bertemu dengan tuan muda?."kata wanita tersebut.
Arima masih dengan ekspresi tenang menjawab."aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan dan setelah itu pergi dari sini, aku tidak berniat menebar permusuhan kepadamu maupun Min Jungwo."
Wanita cantik tersebut segera mengendurkan sedikit permusuhannya setelah mendengar keseriusan dari perkataan Arima tapi masih menatap Arima dan Kiyotaka dengan waspada.
"Apa yang ingin kau tanyakan kepada tuan muda?."Kata Wanita tersebut.
"Aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan mengenai aktivitas Terrorist belakang ini."kata Arima.
Wanita tersebut terkejut dan segera waspada kembali.
"Aku mengetahui niat kalian yang berpura-pura menjadi terrorist, tapi pertanyaanku kemari adalah untuk mengetahui terrorist yang asli."kata Arima menambahkan.
"Apakah kau tau niat kami yang sebenarnya?."kata wanita tersebut melihat sosok Arima yang bermata malas.
"Hanya orang bodoh dan orang-orang berkepentingan yang akan menyalahkan kalian tentang situasi ini."kata Arima dengan tenang.
Wanita itu mengangguk setelah mendengar penjelasan singkat Arima, karena niat mereka yang sebenarnya adalah menyelamatkan masyarakat umum dari teroris yang sebenarnya.
Wanita itu memandang Arima dan Kiyotaka selama beberapa saat dan kemudian membimbim mereka ke arah salah satu kamar di apartemen tersebut.
Setelah memasuki ruangan Arima melihat seorang lelaki muda bertubuh kurus yang sedang berbaring di tempat tidurnya.
Dan ketika Arima masuk dia segera memposisikan dirinya untuk duduk.
Arima mengangguk melihat ke arah wanita tersebut dan melangkah mendekati tempat tidur Min Jungwo.
"Selamat siang Min Jungwo, aku Kishou Arima dan dia adalah asistenku Ayanokoji kiyotaka senang bertemu dengan mu."kata Arima dengan bahasa Korea yang fasih.
Min Jungwo terlihat sedikit malu malu dan hanya mengangguk dan berkata."Halo.".
Arima mengangguk dan segera duduk di kursi yang ada di sebelah tempat tidur.
"Jungwo kedatanganku kemari hanya untuk bertanya dan memastikan terlebih dahulu beberapa hal, apakah kau keberatan?."Kata Arima dengan tenang.
"Tentu aku akan menjawab sebisa mungkin."Kata Jungwo dengan tekad.
"Terimakasih, dan jangan paksakan keaadaan dirimu sendiri, jika kau merasa tidak nyaman, kita bisa mengakhiri pembicaraan ini sesegera. mungkin."kata Arima dengan ramah.
Min Jungwo mengangguk, dan rasa tidak nyaman yang dia rasakan beberapa saat yang lalu telah hilang, karena pengaruh keramahan yang Arima berikan kepada dirinya.
(Update akan terus berjalan dengan kecepatan seperti ini, kecuali kalian berdonasi di.. "https://saweria.co/Davidsohay" aku akan mengupdatenya setiap hari.
____________
— 新章節待更 — 寫檢討