Perjalanan pun dilanjutkan setelah badai di redakan oleh Raisa. Semua asyik dengan kegiatan mereka masing-masing. Rupanya semua membawa permainan yang dibawa dari masa depan.
"Lo mau main game ?" tanya Al, gue menggeleng.
"Kenapa? ayo engga apa-apa, kita bikin satu tim nih !" katanya lagi.
"Engga, lo aja yang main !" jawab gue.
"Lo engga rindu maen ?" tanyanya.
"Rindu sih! tapi untuk saat ini, engga dulu deh! lo aja !" kata gue.
"Oh ya udah, kirain setelah lo dari sana engga suka lagi !" ujarnya, gue hanya menggeleng kepala. Dan kembali memejamkan mata.
"Lo tidur Jaden ?" tanya Paulo.
"Gue lagi meditasi !" jawab gue.
"Emang apa enaknya lo meditasi ?" tanyanya lagi.
"Pikiran lo menjadi tenang, lo coba deh! awalnya agak sulit, ini sama saja lo main game harus konsentrasi tapi lo harus punya pikiran kosong !" jelas gue.
"Engga tahu gue !" katanya.