Planet Kwanda, Bumi ke 2 terletak 50 juta tahun cahaya dari planet Bumi, berada di galaxy Roseta. Namaku Mika usia 15 tahun, planet Kwanda beriklim ekstrem sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari itu disebabkan matahari di galaxy ini dua kali lebih besar dari matahari di bumi, padahal jaraknya sangat jauh dari planet Kwanda. Tidak ada air di permukaan karena panasnya, tapi adanya di dalam tanah. Semua datarannya berbatu dan berpasir. Banyak tebing tinggi walau ada padang rumput itu tidak banyak dan gunung batu berbagai bentuk.
Walau beriklim panas, tetap ada mahluk hidup, seperti binatang ataupun tumbuhan, tentu saja ada Oksigen. Ada banyak suku disini tapi ada 3 yang terbesar termasuk suku Okun tempat aku lahir, ras manusia ada dalam darahku dari ibuku yang berasal Afrika di planet Bumi sedang ayahku kepala suku dan asli penduduk planet Kwanda.
Kami tingga di gua atau dalam tanah karena di luar suhunya bisa panas atau dingin. Kami terbiasa berburu dan berternak. Kalau untuk bertanam sangat susah di cuaca yang seperti ini. Kami mempunyai kemampuan telepati antara satu yang dan lainnya, satu hal aku mempunyai kelebihan berbeda dari yang lain yaitu tahu tentang hewan atau situasi iklim yang akan datang. Dan itu kemampuan diturunkan dari nenek dari ayahku.
Walau aku seorang perempuan, aku sering ikut ayah berburu bersama dengan saudara-saudaraku. disini ada kerbau berbulu lebat tinggi lebih dari manusia, bertanduk dan sangat galak. Selain itu ada rusa putih dan hitam tapi mereka sangat pandai bersembunyi sehingga sangat sulit untuk di tangkap.
Mereka akan keluar di saat tertentu saja, jadi itu dinamakan hari berburu. Kami harus berhati-hati bahaya mahluk ganas di luar sana, selain itu ada suku yang menyukai daging manusia juga.
-----------
Hidup kami berkelompok, tapi ada satu masalah yaitu pernikahan muda. Di usiaku yang berusia 15 tahun menikah bukan hal aneh, justru akan memperkuat kelompok, ya sesama suku selalu menjodohkan putra-putri mereka. Begitu pun diriku mereka akan menjodohkan aku dengan suku besar lainnya. Lelaki yang menjadi jodohku usianya 17 tahun. Aku tahu tentang dia, namanya Dwan tak diragukan lagi dia seorang lelaki sejati dan cocok sebagai pemimpin. Bila waktunya tiba maka kami yang sudah menikah dan mempunyai anak akan membuat kelompoknya sendiri.
Sayangnya aku belum ingin menikah, masih ingin berpetualang dan melakukan hal lain tapi keputusah ketua suku adalah hal yang mutlak tidak bisa di ganggu gugat. Keluarga Dwan sudah memberikan mahar perkawinan yang cukup banyak yaitu 20 kerbau besar berbulu, 20 rusa putih dan hitam masing-masing termasuk batu berharga.
Walau aku dan Dawn sama saling mengetahui tapi kita tak dekat dan akrab. Suku di Kwanda ada peraturan tak tertulis bila lahir seorang lelaki maka dia sudah ditetapkan sebagai pemimpin tidak perduli anak pertama atau kedua dan lainnya. Sedang perempuan menjadi istri walau mereka bisa berburu, tugas wanita melahirkan dan mengurus serta memasak untuk keluarga mereka hanya itu, termasuk semua keputusan ada ditangan lelaki, sementara perempuan hanya mematuhinya.
-------------
Aku tidak mau seperti itu, maka aku akan memberikan pendapatku. Apalagi aku baru tahu ada surat pemberitahuan dari LPP yang memintaku untuk ikut serta perjalanan misi ke planet Bumi, aku menemukannya diaembunyikan ayahku. Dan aku yakin dia tak ingin aku pergi. Mungkin berbeda bila aku laki-laki.
"Ayah kenapa aku tak boleh pergi ?" tanyaku kepadanya dia terkejut.
"Apa maksudmu ?" dia menatapku dan aku memberikan surat itu.
"Ini aku menemukannya ! aku tidak ingin menikah ! ijinkan aku pergi ayah !" jawabku.
"Tidak boleh !" jawabnya tegas.
"Kenapa ? karena aku perempuan ? aku belum mau menikah, aku ingin berpetualang dan mengetahui planet ibuku seperti apa !" aku melirik kepada ibuku.
"Ayah ingin kamu menikah ! karena kalau kamu pergi tak akan kembali !" jawab ayahku.
"Aku tahu ayah, tapi disana mungkin aku akan menikah dengan lelaki lain !" aku meyakinkan pendapatku.
"Jadi ingin tetap pergi ?" tanya ayahku, aku mengangguk semua menatapku.
"Baik, kalau begitu tunjukan kepadaku ! ayah ingin kamu menangkap 5 kerbau berbulu, begitu pun rusa putih dan hitam ! sebelum purnama kedua kamu harus menyerahkannya kalau gagal kamu akan menikah ! bila berhasil ayah mengijinkan kamu petgi !" syarat dari ayahku.
"Ayah janji ?" tanyaku.
"Ayah seorang lelaki Mika !" jawab Ayah dan aku mengerti.
"Baik aku akan melaksanakan syarat itu !" aku berjanji kepadaku.
Keesokan harinya aku pergi sendiri, dengan bekal yang sama ketika berburu. Aku pamitan kepada ibuku, dia hanya memelukku aku tahu dia mengerti perasaanku tapi sebagai perempuan dia tidak bisa berbuat apa-apa.
------------------
Aku tahu satu purnama itu artinya 6 bulan, karena di planetku kami punya 3 satelit bulan dengan bentuk yang berbeda dari kecil, sedang dan besar ! kami menyebutnya Big Moon. Di perjalanan aku bertemu Dwan, dia menatapku dan tahu maksudku.
"Pergilah ke lembah merah, padang utara !" ujarnya dengan telepati singkat dan pergi.
"Maafkan aku !" jawabku. Dia berhenti dan menggeleng.
Aku hanya melanjutkan perjalanan, di puncak bukit aku menatap kesekeliling dan terdiam. Kemudian memejamkan mata, kurasakan hembusan angin menerpaku. Kuhirup udara, terasa panas matahari. Ku buka mata, aku harus mencari gua terdekat akan ada badai bessr sebentar lagi, aku pun berlari cukup cepat. Aku tahu dimana menemukan gua terdekat.
Tak lama aku menemukannya, nafasku terengah dan gua itu berada di atas. Aku harus menaiki tebing ini. Tak lama angin berhembus kencang dalam sekejap alam menjadi gelap gulita seperti malam. Aku masuk ke dalam gua yang cukup dalam seperti hurup 'L' . Dan hujan pun turun dengan derasnya, seperti tercurah dari langit. aku membuka kantongku dan mengeluarkan tiga tulang kecil dan sebuah batu api tinggal ku gesek ke tulang maka batu api menyala membakar tulang, bau harum menyebar.
Badai berlangsung selama 2 hari, setelah itu aku melanjutkan perjalanan ke lembah merah. Aku percaya kepada Dawn dia selalu benar. Tak lama aku tiba di lembah merah. Aku mengendus hidungku ada bau khusus dari rusa putih dan hitam. Aku terdiam, apa aku harus membunuh atau membawanya hidup-hidup ? kalau sebagai bukti akan ku bawa mereka sebagai ternak.
Inilah kemampuanku selanjutnya yaitu mengenal seluk belum binatang, ku ambil dua daun semak kecil kurapatkan dan membuat suara dari daun itu.
"Fiiiff ... fiiifff !" begitulah, suara lembut tertiup angin dan membawanya kesela tebing. Beberapa kali ku ulang setelah itu, aku duduk menunggu. Tak lama munculah beberapa rusa, ku ambil buah semak kesukaan mereka dan kusebar tidak jauh dari tempat dudukku.
Ada 5 rusa putih dan hitam mendekat dan memakan buah-buahan tapi mereka tidak kabur walau aku didekatnya. Setelah habis, kembali aku keluarkan 10 kalung daun yang ku buat bersama nenekku sebelum berangkat. Ku kalungkan di leher mereka tanpa kabur. Aku tersenyum dan membuat suitan untuk mengikutiku.
Kini syarat terakhir cukup berat 5 kerbau berbulu yang sangat besar dan galak. Aku tiba di padang utara ada sekitar 100 ekor disana. Aku mengajak rusa makan rumput di padang itu. Aku sendiri mencari buah semak yang banyak tanpa memperdulikan kerbau berbulu.
Aku duduk tak jauh dari rusaku, tanpa diduga 5 kerbau datang mendekat ke rusa, dia tertarik daun di leher rusa. Setelah dekat, aku keluarkan buah semak dan mendekat dan menyodorkannya kepada kerbau dan mereka makan dengan lahap ku sentuh kepala mereka dan ku cium satu-satu tanduknya.
Aku berhasil dan tersenyum, akhirnya pulang sebelum purnana ke dua ...
Bersambung ....