Ia fokus menyedot minuman dingin yang dipesan olehnya beberapa menit yang lalu. Sandra yang memilih tempat ini. Ia tak mau diajak ke sebuah tempat yang dikehendaki oleh pria itu. Sandra yakin, jika sudah begitu, tempatnya pasti membosankan. Pria ini jelas-jelas sudah tak punya jiwa anak muda. Dari fisik dan penampilan juga caranya berbicara, ia mirip dengan ayahnya. Pria tua yang kadang kala membosankan.
"Bicaralah, Mr. Alfred. Ini gelas ku yang kedua. Jika jelas ini habis isinya, aku akan pergi." Sandra menyela. Ia melepaskan sedotan dari celah-celah bibirnya. Mulai melirik pria tua yang ada di sisinya saat ini. "Jika hanya ingin diam saja, kenapa harus mengajakku berbicara empat mata." Sandra memprotesnya.