"Selamat datang, Tuan Natta."
"Selamat datang, Tuan Natta."
"Ya, halo," kata Apo. Lalu melenggang dengan langkah gontai. Namun, saat melewati ruang tengah, Apo menoleh karena mencium aroma tembakau kuat.
Mile?
Bungsu Romsaithong itu rebahan di sofa panjang. Menatap langit-langit rumah. Kedua matanya kosong saat meniup asap cerutu bercampur ganja. Penampilannya berantakan sekali. Dasi lepas, kancing-kancing tak menutup penuh, sabuk longgar, dan asbak di atas meja sudah dihiasi sisa rokok.
"Aku pulang cepat seperti yang kau inginkan " kata Mile. "Ada apa?"
Untuk sejenak, Apo terkesiap karena ingin mundur. Tapi, mau berapa lama lagi mereka perang dingin? Apo pun mendekat, walau duduk si sofa yang bersebrangan. Lalu melepasi dasi dia.
"Tidak, hanya ingin melihat kondisi suamiku," kata Apo, kalem. "Tapi sepertinya dia sangat paham caranya bersenang-senang."