―Minggir.‖ Ace lah yang ketar-ketir kali ini. Dia dorong
Mike, lalu memeluk kedua lututnya sendiri. ―Aku tidak bisa menerima perlakuan seperti tadi selain dari Drake, pacarku.‖
―Apanya?‖
Ace pun memalingkan muka. ―Jangan pura-pura bodoh. Bukankah kau tahu pacarku lelaki.‖
Mike bisa melihat jelas telinga merah Ace. ―Baik, aku akan pakai wujud perempuan kalau begitu.‖
DEG
―Apa? Jangan—―
Mike pun urung berubah saat tangannya ditangkap. Dia melihat kedua mata Ace yang terlihat cemas, lalu bibir merahnya yang begitu dekat.
―Kau benci perempuan?‖
―Umn, tidak benci juga sebenarnya.‖ Ace pun melepaskan tangan Mule secepatnya. ―Tapi, aku kurang nyaman di dekat mereka.‖
Mike pun diam sejenak sebelum menghela nafas panjang. ―Baik, aku paham,‖ katanya. ―Mungkin lebih baik jika aku sering berubah menjadi kucing. Kau terlihat senang sekali beberapa saat lalu.‖
―Ah, iya. Kau mengingatkanku pada Cattawin,‖ kata Ace.
―Dia kucingku yang menggemaskan, tetapi pergi sudah lama.‖
―Oh.‖
―Daripada itu, bisa kau jawab pertanyaanku?‖ Ace mengerjap ke arah Mike. ―Kau bilang, kematianku menyalahi kontrakmu dengan Drake. Memang apa pengaruhnya?‖
Mike terlihat enggan, tetapi iblis itu tetap menjawabnya.
―Dengar, jika kau pernah makan menu yang mahal, bukankah ada harga yang harus kau bayar?‖ katanya retoris. ―Drake pun begitu. Jiwanya sangat murni, sampai permintaan tertingginya bisa kusanggupi. Drake mau kumakan karena harapannya aku menjagamu. Jadi, seandainya kau ingin bunuh diri, aku harus bertanggung jawab agar usahamu gagal total.‖
―Jadi, kau akan terus ikut aku sampai berubah pikiran?‖
―Bukan.‖
―Lalu?‖
―Misi ini hanya berlaku sampai satu dekade,‖ jelas Mike. ―Dan jika tetap gagal setelah selama itu, aku tentu saja mati.‖ (*)
(*) Devil Realm: Dunia asal Mike hidup. Letaknya antah berantah dan terpisah dari manusia. Namun, karena tempat itu sudah makmur, para iblis diizinkan hidup di dunia manusia.
―Oh.‖
―Kematian iblis beda dengan manusia.‖ Kali ini, Mike lah yang terlihat begitu muram. ―Aku takkan masuk syurga seperti kalian yang berjiwa suci. Aku api, tetapi aku akan dibakar selamanya di palung neraka. Ha ha. Bukankah itu sangat menyedihkan?‖ (*)
(*) Neraka: Tempat para iblis musnah setelah kematian mereka. Hal ini menunjukkan perbedaan besar dengan manusia, yang mana Mike hanya hidup dari dosa para leluhurnya.
Ace pun meneguk ludah tanpa sadar. ―Maaf.‖
―Untuk apa.‖
Mereka saling menatap lekat.
―Saat ingin bunuh diri, kau justru berjuang untuk hidup sampai begini.‖
―Itu bukan apa-apa,‖ kata Mike. Kali ini, dia lah yang menatap bintang-bintang di langit sana. ―Aku sama seperti makhluk yang lain. Diciptakan tanpa tahu akan terlahir sebagai apa. Harus menjalani kehidupan sebagaimana aturan yang ada. Lalu dapat siksa jika melampaui batas.‖
―Aku benar-benar minta maaf ....‖
Keheningan pun melingkupi mereka berdua. Ace sendiri mendadak merasa menggigil. Tampaknya angin malam sudah menggerogoti kesehatannya sejak tadi, tetapi karena suasana yang ada begitu berat, sepertinya lelaki itu enggan memprotes.
Mike mungkin tidak bisa kendalikan hati manusia, tetapi dia tetap paham gerak-gerik mereka. ―Mau kuantar kau pulang?‖ tawarnya. ―Kau harus mulai istirahat dan tidur dengan benar.‖
―Tidak usah, terima kasih.‖
―Kenapa.‖
―Aku benci melihat rumahku,‖ kata Ace. Tatapannya tampak nanar kali ini. ―Maksudku, rumah baruku dengan Drake. Di sana ada barang-barang Drake yang bertebaran. Kami belum sempat menata semuanya, dan itu rasanya makin menyakitiku.‖
―Kalau begitu mau ke rumahku?‖
DEG
―Apa?‖
Bersambung ...
:)