Ketika pria bertanduk yang mengenakan jubah grand magus berjalan ke podium, aula tiba-tiba menjadi sunyi, ketika semua orang menghentikan pembicaraan mereka dan mengalihkan pandangan mereka ke pria itu. Ratusan pembantunya di lantai bawah, serta tokoh-tokoh di lantai atas, memberi perhatian pada pria itu. Melihat situasi tersebut, Emery menyadari pria bertanduk ini seharusnya menjadi seseorang yang luar biasa.
Pria itu tampak cukup tua, dengan rambut dan janggut putih, ditambah banyak kerutan terlihat di wajahnya. Sosoknya agak kurus, sementara punggungnya sedikit bungkuk. Jika pria itu tidak mengenakan jubah magus dan memancarkan aura yang begitu luar biasa, Emery yakin banyak yang akan mengira dia sebagai kakek tua tetangga yang lemah dan normal.
Melihat perhatian semua orang tertuju padanya, pria itu perlahan membuka mulutnya.