Saka menyesal tidak mengetahui bahwa Fariza adalah murid pindahan sebelumnya. Jika dia tahu sebelumnya, dia akan membujuk Fariza untuk memilih SMAN 1. Jika orangtuanya tahu bahwa Fariza adalah siswa dari kelas unggulan, mereka pasti tidak akan menghentikan Saka untuk mendekati Fariza. Tapi sekarang, semuanya sudah terlambat.
Saka berjalan ke arah pintu dengan langkah gontai. Ketika dia mendongak, dia melihat spanduk merah dengan tulisan "Selamat atas keberhasilan Dewi Juwanto yang diterima di Institut Teknologi Surabaya".
Mata Saka tiba-tiba berbinar. Menurut orangtuanya, pacar Fariza seharusnya adalah anggota tentara. Bukan tugas yang mudah bagi orang-orang di bidang itu untuk keluar dari kamp pelatihan. Di sisi lain, Saka dan Fariza memiliki tujuan yang sama. Saka percaya bahwa selama dia bekerja keras, Fariza akan berubah pikiran dan beralih padanya.