Di kamar yang sudah lama sunyi ditinggalkan pemiliknya, sudah semalaman ini kamar itu terisi dengan desahan nikmat dan bunyi decitan per ranjang yang terus mengayun karena di atasnya berlangsung perang kenikmatan pemiliknya.
Bak musafir di padang pasir yang menemukan mata air jernih, begitu pula kehausan di antara Mayang dan Bian yang terlihat tidak akan menghentikan dahaga kerinduan cinta mereka.
Ritme permainan panas nan nikmat itu mulai mengendur saat Mayang sudah mulai kelelahan meskipun hasratnya begitu ingin menerima sentuhan luar biasa Bian pada tubuhnya.
Tubuh Mayang ambruk di atas tubuh suaminya yang sama basah dengan keringat percintaan mereka. Ia mencoba menetralkan napasnya yang terengah setelah sekian kalinya merasakan pelepasan hasrat yang mengekang karena kerinduan.
Sementara itu sentuhan tangan yang terus menggelitik tubuhnya yang masih meremang seakan memancing ingin melakukan persenggamahan mereka lagi dan lagi.