Pagi-pagi sekali, Helena berwajahkan Greeta mendatangi penjara tempat di mana Tuan Jaya Brawijaya ditahan.
Helena yang baru keluar dari mobilnya kini berdiri tepat di depan pintu gerbang berlapis besi baja yang kokoh sebagai pintu masuk area yang dikelilingi tembok tinggi berujung kawat besi menggulung yang memiliki aliran listrik. Dan jika disentuh maka orang yang menyentuhnya akan langsung tersengat listrik berarus tinggi. Jadi mustahil saja untuk para tahanan melarikan diri dengan memanjat tembok tinggi itu.
'Daddy, hari ini aku akan mengeluarkanmu dari tempat menyeramkan dan kotor ini. Sedikit lagi, Dad. Helena, puterimu ini sudah datang untuk menjemputmu,' ucap lirih Helena dalam hatinya.
Helena mengusap air mata yang sempat mengalir di pipinya sebelum melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pintu gerbang yang telah dibukakan.
"Good morning, Sir. I'm Greeta from London. I came here because I wanted to visit Mr. Jaya Brawijaya. Can you give me permission to meet him?"