"Tapi tadi kamu menangis. Apa tangisanmu barusan hanya karena masalah janji pernikahan? Kamu ingin kita mengadakan janji pernikahan?" Bian terus memastikan.
"Bagaimana menurutmu? Apa yang kau pikirkan dengan melihat sikapku yang seperti ini?" Mayang bertanya balik dan Bian menjadi semakin bingung.
"Tentu saja aku menangis. Setelah sekian tahun terpisah dan sakit karena salah paham dan akhirnya kita kembali bersama. Hubungan kita hanya dihargai dengan selembar kertas tanpa pernikahan resmi dengan sumpah pernikahan?"
"Dan kau malah curiga padaku lalu bertanya kenapa aku menangis dan aneh? Tentu saja aku malu menanyakan hal ini padamu, apa yang aneh?"