'Brengsek! Di saat seperti ini saja dia masih bisa menggodaku! Bian, kau memang tidak berubah sama sekali!' rutuk Mayang dalam hati.
"Bisakah kau serius, Bian? Aku mencium aroma darah di dekat kita!" ucap Mayang yang meminta keseriusan Bian.
Samar-samar Mayang melihat siluet hitam tubuh Bian berhenti di dekat dinding dan 'Tap! Tap! Tap! Tap!' satu persatu lampu di bangunan itu menyala hingga membuat Mayang merasa silau, karena sebelumnya hanya ada kegelapan di pandangannya.
Bersamaan dengan cahaya yang sudah nampak menerangi sekitar mereka, Bian menjawab omelan Mayang barusan, "Aku serius, May! Hanya aroma tubuhmu yang memabukkanku yang terus membayangi pikiran ini!" ucap Bian.
Alih-alih mendengarkan rayuan Bian, mata Mayang langsung terbelalak lebar saat melihat Bian. Bukan karena jawaban semboro Bian, melainkan keadaan Bian yang membuatnya ngilu.