"Mari kita lupakan kejadian itu. Dan aku yakin kamu tidak akan bertanya dari mana aku tahu kabar seperti itu bisa terjadi pada Ziel," ucap Jack sambil menepuk pundak Bian.
"Ziel, apa kamu benar-benar tidak ingin memeluk kakek, Nak? Apa kamu takut pada kakek?" tanya Jack lagi pada si kecil.
"Zi tidak kenal Kakek. Mommy pernah bilang kalau Zi tidak boleh mendekati orang asing," jawab Ziel polos.
'Anakku yang pintar!' ucap Mayang dalam hati sambil tersenyum di balik penutup mulutnya.
Mendengar ucapan polos terlontar dari bibir mungil Ziel membuat Jack tersenyum. Diusapnya lembut kepala Ziel lalu Jack membelai wajah si kecil.
Nampak oleh Ziel air mata mulai menggenang dan hendak keluar dari mata Jack.
'Kamu begitu mirip dengan ibumu, Nak! Mata dan bibir mungil ini sama dengan milik ibumu sewaktu kecil. Iris, apa kamu melihat puteramu saat ini, Nak? Lihatlah, Ziel kecilmu sudah sebesar ini,' batin Jack menangis bersamaan dengan air mata yang sedari tadi ingin berlomba untuk jatuh.