Pelukan dari kulit yang dingin dan segar terasa melingkari tubuh Mayang. Bulu halus ditubuh Mayang refleks berdiri menerima serang kejut yang tidak disangkanya.
"Kenapa tersenyum sendiri seperti itu? Kalau orang lain yang melihatnya, pasti menyangka Nyonya Bian sudah gila," tanya Bian lembut di telinga Mayang. Mayang merinding dengan sikap Bian yang semakin intens menyentuh daerah-daerah sensitive miliknya.
"Kenapa tiba-tiba datang dan memelukku? Kulitmu masih basah! Keringkanlah dulu, kau bisa masuk angin kalau seperti ini!" omel Mayang seraya mencari alasan untuk melepaskan pelukan erat suami posessifnya ini.
"Aku jatuh cinta padamu setiap saat. Sampai aku lupa dengan diriku sendiri. Jadi, kamulah yang harus mengurusku dan tugasku hanya mencintaimu," jawab Bian enggan melepaskan Mayang yang berusaha melonggarkan pelukannya.