Vino mengurai pelukan mereka sebelum menggeleng. Dia belum siap untuk bertemu dengan Bram. Dia takut, dia akan melampias kan semua kekesalalan nya pada pria itu. Pria itu memang bersalah, namun meskipun begitu, pria itu tetap lah papa nya, dia tetap lah orang yang membuat dia bisa hadir di dunia ini.
"Kapan kapan aja baru Vino ketemu sama papa. Sekarang kita pulang, mama butuh waktu buat istirahat. Buat perusahaan papa, Vino sama Vian bakal minta tolong sama Om Hairil buat bantuin kita."
"Mama pengen ketemu Karin."
Vino menggeleng lagi. "Jangan sekarang, tunggu besok aja, ma. Sekarang Vino minta tolong sama mama buat dengerin ucapan Vino kali ini aja ma. Vino mau mama pulang sama ka Vian, nanti mama sakit karena kepikiran ini semua."
"Maksud nya lo ngak ikut pulang sama kita Vin?" Tanya Vian yang langsung di ikuti anggukan oleh mama nya.
"Gue balik ke apart gue aja ka. Tolong jagain mama. Tapi gie janji, gue bakal sering sering ke rumah buat liat mama."