"Jadi, apa yang terjadi."
Alex memandangi Xenovia dan Irina yang terlihat lusuh seperti anak kecil yang bermain di tanah.
Irina menggaruk kepalanya, "Hehehe, kami tadi tidak sengaja bertemu salah satu bawahan Malaikat Jatuh yang kami cari dan kami memutuskan untuk melawannya, tapi dia kabur."
"Sial! Akan kubalas dia lain kali," Xenovia mengutuk sambil mengepalkan tinjunya. Dia benar-benar kesal dengan Freed karena musuhnya mempermainkan dirinya, dan saat ditengah pertarungan dia malah kabur pula.
Alex menghela nafas. Dia kemudian menjentikkan jarinya dan membuat baju keduannya menjadi bersih seperti baru.
"Oh, terima kasih," kata Xenovia sambil memandangi bajunya dengan kagum.
"Terima kasih, Alex-kun!" Irina melompat padanya dan mencium pipinya.
"Baik, baik. Lebih baik kalian lebih hati-hati, oke?" Alex berkata sambil berusaha melepaskan Irina yang seperti koala.
"Iya!" Irina berkata.
"Yah kalau begitu, bagaimana kalau kalian bertemu Rias sekarang?" Alex menatap Xenovia.
Xenovia menganggukan kepalanya, "Ya." Dia kemudian langsung berjalan menuju sekolah.
Alex menggerakan bibirnya ketika melihat tingkah lakunya, dia hanya menghela nafas dan membimbingnya.
"Ngomong-ngomong, Rias adalah kekasihku, jadi aku harap kalian bertingkah sopan," kata Alex.
Irina terkejut ketika mendengarnya, "Aku tidak tahu bahwa kamu akan membuat harem Alex-kun..."
Alex menatap Irina dengan aneh. Dia tadi siap untuk menerima keluhannya tapi dia tidak menyangka Irina tampaknya akan menerima proposal mengenai dia memiliki kekasih lain selain dirinya. "Kamu tidak marah aku memiliki kekasih lain?"
"Awalnya aku memang terkejut ketika mendengarmu memiliki kekasih lain. Tapi, ketika aku memikirkannya lagi, itu tidak aneh bagimu memiliki banyak kekasih," kata Irina sambil menyentuh dagunya.
"Hah? Apa maksudmu?"
"Yah, mari kita pikirkan saja. Jika seseorang lelaki memiliki kekuatan yang besar, tampan, dan sifatnya baik, wanita mana yang tidak akan tidak tertarik dengannya?" Irina berkata sambil menatapnya.
Alex entah bagaimana merasa malu ketika mendengar pujiannya.
"Tapi aku terkejut ketika kamu memiliki kekasih Iblis, Alex-kun," kata Irina.
"Benar," Xenovia yang dari tadi hanya mendengarkan tiba-tiba berbicara. "Kenapa manusia biasa sepertimu memiliki kekasih Iblis?" Xenovia menatap tajam padanya.
Alex tidak memperdulikan tatapannya dan hanya menyeringai, "Tapi aku bukan manusia biasa."
"Seperti yang diharapkan dari suami masa depanku!" Irina memeluknya.
Xenovia tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi dia tetap menatapnya.
Alex kemudian teringat sesuatu. Dia kemudian menggunakan telepatinya dan langsung menghubungi Rias, 'Rias.'
Rias yang berada di Klub ORC bersama Koneko dan para budak-budaknya terkejut ketika mendengar suara Alex dikepalanya, 'Alex?'
'Ya, ini aku,' kata Alex.
'Kenapa memanggilku dengan tiba-tiba seperti ini? Apakah ada masalah?' Rias berkata.
'Masalah ya... Bisa dibilang begitu. Ada Dua Pengusir Setan kesini ingin bernegosiasi denganmu. Dan salah satu Pengusir Setan itu adalah kekasih masa kecilku, Irina,' kata Alex.
Rias terkejut ketika mendengar Pengusir Setan ingin mengunjunginya, tapi dia lebih terkejut ketika mendengar kekasih masa kecilnya, 'Jadi, apa mereka butuhkan Alex?'
'Nanti mereka akan menjelaskannya disana. Aku ingin kalian bersiap untuk bertemu mereka, terutama Kiba,' kata Alex.
Rias langsung kurang lebih mengerti apa yang dimaksud Alex tentang 'Kiba' dan dengan cepat menyuruh semua budak-budaknya untuk bersiap.
Alex yang tidak menerima balasannya tahu apa yang sedang dilakukan Rias dan tidak menganggunya lagi.
***
Alex duduk di sofa dengan Rias dan Koneko yang berada di kedua sisinya. Didepannya ada Xenovia dan Irina yang duduk juga.
"Langsung ke intinya. Kami ingin mengambil kembali Pecahan Pedang Suci yang diculik dari Greja oleh Malaikat Jatuh yang berada di kota ini," kata Xenovia. Dia melanjutkan, "Untuk masalah khusus ini adalah antara kami dan Malaikat Jatuh. Aku tidak ingin kalian para Iblis ikut campur."
Semua orang yang mendengar informasi ini terkejut. Termasuk Kiba, ketika dia mendengar 'Pedang Suci' aura membunuhnya keluar tapi itu dengan cepat hilang ketika Alex mengeluarkan secuil auranya untuk membuat udara di sekitar menjadi tenang.
Rias menyilangkan tangannya dan berkata kepada Xenovia, "Kau merendahkan kami, ya. Apakah kamu berpikir bahwa kami akan berpihak kepada Malaikat Jatuh dan melakukan sesuatu kepada Pedang Suci."
"Iblis sendiri sangat membenci Pedang Suci. Bukankah pikiranmu itu sama dengan Malaikat Jatuh?" kata Xenovia dengan sinis. Dia kemudian melanjutkan, "Jika kau ikut campur, kami tidak akan segan-segan untuk menghancurkanmu, bahkan jika kau adalah adik Maou."
"Tunggu, aku tidak setuju dengan ini," Alex yang dari diam tiba tiba berkata.
Xenovia menoleh dan menatap Alex, "Ada apa? Apakah kau tidak terima jika aku memusuhi kekasihmu?"
Alex menggelengkan kepalanya, "Bukan itu. Aku hanya tidak setuju tentang proposal kalian untuk melawan Malaikat Jatuh sendirian."
"Kenapa?" Xenovia bingung.
"Karena aku tahu bahwa kalian tidak akan cukup kuat untuk melawan musuhmu," kata Alex.
"Apa maksudmu? Apakah kau menganggap kami lemah?" Xenovia berkata. Dia cukup percaya diri dengan kekuatannya. Selain itu dia juga memiliki kartu truf di lengannya.
Alex menganggukan kepalanya, "Ya, kalian lemah. Bahkan saat melawan bawahannya kalian mungkin akan kalah. Karena yang kalian lawan sekarang sebenaranya adalah Malaikat Jatuh Kokabiel."
Semua orang yang diruangan ini terkejut dengan kata Alex, kecuali Issei dan Asia karena mereka tidak tahu siapa Kokabiel. Yang lain tahu Kokabiel karena mereka mendengar bahwa dia adalah salah satu bawahan Azazel Gubernur Malaikat Jatuh yang paling kuat.
Xenovia tetap tenang karena dia sudah tahu informasi itu dari Greja. "Meskipun begitu, kami akan tetap melawannya sendiri."
"Aku tidak setuju dengan itu. Bagaimana jika kalian kalah dan Rias yang merupakan adik dari Maou diculik oleh Kokabiel, apa yang akan terjadi? Selain itu, aku tidak ingin Irina terluka," kata Alex menekan Xenovia.
"Alex..." Irina tersentuh ketika melihatnya khawatir terntangnya.
Xenovia membuka menutup mulutnya tidak bisa mengatakan apapun. Dia tahu, jika Kokabiel menang, mereka akan menculik dan melukai Rias untuk membuat Maou marah, kemudian memicu perang. Selain itu, disini juga ada Sona yang merupakan adik Maou juga. Perang mungkin akan benar-benar terjadi seperti ribuan tahun lalu jika ini terjadi. Dia juga sudah diberitahu oleh gurunya bahwa Tiga Fraksi akan mengadakan perjanjian perdamaian, termasuk Fraksi Malaikat yang merupakan Fraksinya dan dia tidak ingin itu hancur.
"Bagaimana? Apakah kamu tidak ingin bantuan dari Iblis?" Alex bertanya lagi.
Xenovia menggertakkan giginya, dia tidak ingin bersekutu dengan Iblis dia tidak punya pilihan lain, "Baiklah."
Alex menyeringai, "Kalau begitu sepakat!"
Rias bingung dengan perkembangan seperti ini, dia tidak menyangka dia akan membantu bawahan dari Tuhan. Dia menghela nafas dan memutuskan untuk bersandar di pundaknya.
Saat Xenovia dan Irinia memutuskan untuk pamit karena tidak ada yang bisa dilakukan lagi disini, tiba tiba Kiba menghentikan keduanya.
"Tunggu, bagaimana kalau kita berduel sebentar."
Alex menghela nafas dan tahu bahwa akan seperti ini.