下載應用程式
90.66% IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 68: NOBAR = DEMO?

章節 68: NOBAR = DEMO?

Happy reading❤

"Bang, gimana perkembangan kasus si Ifa dan Rizky? Kata si Ulfa, mereka sudah baekan lho." tanya emak Bella saat mereka sedang menikmati teh di sore hari.

"Hmm..." Hanya itu jawaban Abdul yang lagi sibuk membaca koran.

"Abang, kok gitu doang jawabnya. Abang pengen Bella ikutan ngambek kayak Ipah?" Emak Bella ngomel saat melihat suaminya tak bereaksi.

"Jangan dong sayang. Kalau elo ikutan ngambek kayak si Ipah, nanti abang gimana? Elo tau kan kalau abang paling nggak bisa tidur sendirian. Aku tanpamu seperti hidup tanpa oksigen. Bikin abang pengen mati." jawab Abdul ngegombal.

"Ya Allah abang ganteng. Hati Bella langsung meleleh kalau dengar abang ngomong kayak gitu. Bella juga nggak bisa jauh-jauh dari abang, tapi kalau abang mulai bersikap begitu Bella kan jadi sebel."

"Hehehe.. iya deh, abang janji nggak bakal bersikap kayak gitu. Sekarang istriku yang cantik ini pengen tau soal apa?"

"Tuh kan, abang mah nggak ngedengerin istrinya ngomong."

"Bukan nggak ngedengerin, sayang. Tadi itu abang lagi baca berita tentang liga Italia yang tambah seru."

"Nanti malam ada pertandingan di tv, bang? Mana lawan mana? Inter Milan lawan Juventus?" Lah, emak Bella malah bahas bola😄🤣. "Nanti malam kita nobar yuk bang disini. Rame-rame sama besan dan para menantu."

"Wah, ide bagus tuh."

"Eh tapi, gimana sama Ifa dan Iky? Itu pak Amir beneran mau ngawinin Iky sama sekretarisnya? Apa nggak bisa dibatalin aja bang?" Abdul tidak menjawab, hanya tersenyum penuh misteri.

"Dek, kamu kasih tau bu Ulfa soal rencana nobar malam ini ya. Mumpung masih ada waktu. Aku hubungi Amir, Zayyan dan Rizky. Jangan lupa kabarin Ifa dan Alana."

"Abang punya rencana apaan sih? kasih tau napa bang."

"Tenang sayangku. Kalian para wanita siapkan konsumsi ya." ucap Abdul penuh rahasia. Emak Bella hanya mengangguk-angguk sok mengerti.

"Kalau bisa kumpul-kumpul malam ini bukan sekedar nobar ya. Biar ada solusi baik buat anak-anak kita."

"Lihat saja nanti."

⭐⭐⭐⭐

'Yang, nanti aku jemput ya dari resto. Kita pulang bareng.' Ifa membaca pesan dari Rizky.

'Nanti malam ada nobar lho Ky di rumah.'

'Iya, tadi babe sudah nge-wa. Kamu ikutan kan?'

'Hmm.. gue nggak tau nih. Ada ayah kan? memangnya ayah mau ketemu gue?'

'kamu masih takut sama ayah?'

'🥺'

'😄 tenang aja sayang. Kan ada aku.🥰'

'Ya sudah, gue tunggu ya.'

"Pah, ngapain lo senyum-senyum? Pasti lagi wa-an sama babang Chico." tegur Alana yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. "Elo nanti mau pulang bareng gue atau gimana?"

"Gue dijemput Iky." jawab Ifa sambil meletakkan hpnya di atas meja. "Tapi gue masih ngerasa nggak enak nih sama ayah."

"Terus gimana dong? Urusan kalian berdua harus segera diomongin. Sebentar lagi elo mau lahiran. Itu artinya om Amir bakal segera menikahkan Rizky dengan Shania. Elo juga nggak bisa kucing-kucingan melulu. Sudah sah nikah, tapi kalau mau ketemuan backstreet."

"Tapi ternyata seru ya Al kalau backstreet begini. Lebih bikin deg-degan. Pantesan ya orang-orang senang selingkuh. Ternyata ada sensasinya."

"'Gila lo. Biarpun ada sensasinya, selingkuh tuh dosa Pah. Intinya kalian berdua harus segera ngomong sama om Amir dan babe soal hubungan kalian. Waktu itu emak pernah nanya-nanya ke gue soal kalian. Ya gue bilang aja kalian sudah baikan. Cuma gue nggak cerita kalau kalian backstreet. Ketemuan di luar melulu. Padahal kalau kalian mau ketemuan di rumah juga nggak bakal ada yang protes. Dasar elonya aja lebay. Gue kadang capek lo jadiin tameng mulu. Bang Zayyan juga sudah mulai curiga tuh."

"Apa malam ini aja kita omongin ya Al? Mumpung semua kumpul di rumah.'"

"Ya iyalah. Mau kapan lagi. Buruan ah beresin masalah rumah tangga lo. Tuh reader sudah mulai bosan sama sikap lo yang lebay ini. Dasar cewek koplak. Demen banget bikin masalah."

"Hehehe.. bukan Ifa kalau nggak bikin masalah, Al. Elo tetap mau bantuin gue kan Al? Kalau di pengadilan, elo itu sebagai saksi ahli."

"Gegayaan aja lo, Pah. Kayak yang ngerti aja urusan pengadilan. Oh iya, kalau kita berdua pulang cepat berarti kita minta Mutia yang closing ya hari ini." Ifa mengangguk.

"Hey bos, how are you doing lately?" tiba-tiba Rendy sudah berdiri di belakang Ifa dan berbisik di telinganya.

"Astaga Ren! Kamu bikin aku kaget aja. Untung aku nggak melahirkan mendadak disini." omel Ifa sambil memukul lengan Rendy.

"I guess it's going well between you and him?" Ifa mengangguk dengan wajah cerah. "Ouch.. It makes me broken heart."

"Aah... lebay kamu. But thank you anyway, Ren. Kalau malam itu aku nggak ke tempat kamu, mungkin masalahku sampai sekarang belum beres juga."

"That's what friends are for boss. Does it mean you'll double my bonus?" tanya Rendy sambil mengedipkan sebelah matanya.

"'Yes dear.... in your dream. Hahaha.."

⭐⭐⭐⭐

"Ky, gue kok deg-degan gini ya." bisik Ifa dengan tegang. Saat itu mereka sudah di dalam mobil menuju perjalanan pulang. "Gue takut."

"Jangan takut. Kan ada aku. Kita akan sama-sama meyakinkan ayah dan babe." jawab Rizky digenggamnya tangan Ifa yang terasa dingin lalu dikecupnya punggung tangan Ifa. Tindakan kecil yang memberi impact cukup besar kepada bumil yang tengil itu. "Ayolah... Ifa yang aku kenal tuh nggak pengecut. Malah biasanya menantang maut. Nggak ada cerita anak babe Abdul penakut begini. Waktu di villa aja kamu berani ngadepin jin, masa ngadepin ayah dan babe nggak berani."

"Kalau jin kan gue nggak liat bentukannya Ky. Tapi kalau ayah dan babe, dua-duanya kalau sudah diam aja tuh serem. Nakutin. Gue jadi nyesel kenapa gue bersikap kayak gitu ke elo. Benar ya kata orang-orang di sekitar kita, kalau kita tuh jelek banget komunikasinya."

"Nggak semua komunikasi kita jelek, yang. Buktinya untuk urusan ranjang, komunikasi kita bagus banget. Kamu selalu bisa.... ouuuch.... yaaaang.. kok dicubit?" keluh Rizky sambil mengelus-elus pinggangnya yang dicubit Ifa.

"Lagian sih otaknya mesum banget."

"Kan sama kamu doang mesumnya. Kalau mesum ke Sha..... ouuch!! kenapa dicubit lagi sih, yang? Kamu nggak sayang ya sama aku? Dari tadi dicubitin melulu. Kalau gitu biar aku ... aaaaah.... iya, iyaaa.. maaf sayang. Jangan dicubit lagi ya."

Ifa langsung membuang mukanya, pandangannya melihat ke jendela. Entah apa yang dilihat.

"Yaaang.... sayaaaang. Maafin bang Iky ya."

"Bodo amat!" sahut Ifa ketus. "Punya suami kok nyebelin banget sih. Kalau kayak gini, mendingan aku sama Ren...." Ciiiiit..... mobil tiba-tiba berhenti di pinggir jalan. Tanpa banyak omong, Rizky langsung mencium bibir istrinya dengan ganas selama beberapa saat. Ia menghentikan ciumannya setelah dirasanya mereka berdua mulai kehabisan oksigen.

"Jangan pernah bilang kamu lebih memilih Rendy atau siapapun dibandingkan aku." ucap Rizky sambil menatap tajam Ifa. Bukannya takut, Ifa malah mengelus bibir Rizky dan kemudian menarik tengkuk Rizky untuk mendekat kepadanya. Dengan berani Ifa mencium lembut bibir Rizky. Tangannya meremas rambut Rizky yang tebal.

"Yang, nggak usah ikut nobar yuk," bisik Rizky setelah mereka melepaskan tautan bibir mereka. "Gimana kalau kita ke hotel saja?"

"Qiqiqiqiqi.. gimana sih, kita kan mau ngomong sama ayah dan babe tentang hubungan kita. Apa elo sengaja menunda supaya elo tetap bisa menikah dengan Shania?" tanya Ifa curiga.

"Ya nggak dong sayang. Cuma kamu itu tambah lama tambah menggairahkan dan selalu berhasil membuat si otong minta jatah."🤭

"Kan kemarin kita sudah bobo bareng, Ky. Masa belum puas juga. Emangnya nggak bosan?"

"Nggak dong yang. Aku kan cuma mau mengejar ketinggalan yang dua bulan kemarin."😉

"Dasar omes. Ky, gue kok tiba-tiba lapar ya. Gimana kalau kita makan dulu tempat seafood yang dekat rumah. Kita isi energi dulu untuk menghadapi perjuangan hidup yang pasti akan berat banget malam ini." Ucap Ifa tiba-tiba.

"Beneran lapar atau nervous?" ledek Rizky. Padahal dia pun sebenarnya gugup harus menghadapi orang tua mereka.

"Dua-duanya abang Iky sayang."

"Coba ulang lagi, Yang."

"Apanya? Ciumannya atau omongannya?" Ifa balik bertanya. Hmm.. pura -pura nggak ngerti nih anak.🤣

"Dua-duanya boleh?" jawab Rizky sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Woo.. maunya."

"Aku tuh senang banget deh kalau dipanggil abang Iky sayang. Kok kedengerannya mesraaaa banget."

"Lebih mesra mana, abang Iky sayang atau mas Rizky?" tanya Ifa sambil menaikturunkan alis. Rizky berpikir keras agar tak salah menjawab.

"Panggilan apapun yang kamu berikan sayangku."

"Ooh.. so sweet banget sih bang Iky sayang. Yuk buruan jalan lagi, ini si triplet sudah kelaparan."

"Baiklah bumilku yang cantik."

⭐⭐⭐⭐

"Kamu jangan lupa datang ke rumah ya."

"..."

"Iya ajak saja, buat final decision."

"..."

"Dibawa apa yang kemarin saya minta."

"..."

"Oke saya tunggu. Jangan sampai terlambat."

⭐⭐⭐⭐

"Cinta, mana Ifa dan Iky? Kok belum sampai juga?" bisik Zayyan kepada Alana yang sedang membantu emak Bella menyiapkan cemilan.

"Al nggak tau, Bang. Tadi mereka pulang duluan. Tadi Alana kan kasih instruksi dulu ke Mutia." jawab Alana sambil berbisik.

"Jeng, Iky dan Ifa datang nggak ya? Kira-kira mereka serius mau balikkan nggak?" tanya emak Bella pada bunda Ulfa yang lagi membuat wedang uwuh.

"Aku juga nggak tau, Mak. Aku sih berharap mas Amir mau merubah keputusannya. Aku tau sebenarnya mas Amir sayang banget sama Ifa. Dia kan kepengen banget punya anak perempuan, tapi nggak kesampaian. Makanya dari dulu dia senang banget kalau Ifa main ke rumah. Dulu tuh aku suka dicuekin kalau Iky dan Ifa lagi main sama dia. Mas Amir bahagia banget waktu mereka akhirnya jadian." Pandangan Bunda Ulfa menerawang saat mengingat masa lalu. "Makanya aku kaget banget waktu mas Amir ambil keputusan seperti itu. Mungkin dia terlanjur kecewa banget sama Ifa."

"Aku harap malam ini mereka bisa meyakinkan pak Amir dan bang Abdul kalau mereka sudah baikan."

"Emak tau nggak kalau malam-malam Rizky suka datang?" bisik bunda Ulfa setelah sebelumnya melirik kesana kemari meyakinkan tak ada yang mendengarkan.

"Qiqiqiqiqi.. iya jeng. Aku pernah nggak sengaja mendengar suara-suara dari kamar mereka pas malam-malam mau melihat Ifa. Awalnya aku pikir suaranya dari kamar Zayyan dan Alana. Nggak taunya dari kamar Ifa." jawab Emak Bella sambil terkikik. Keduanga tertawa tertahan, khawatir para suami mereka mendengar.

"Mereka berdua tuh lucu. Sudah sah, sudah halal, sudah mau punya anak, tapi mau berhubungan aja kayak selingkuh. Harus backstreet." ucap Emak Bella sambil menggelengkan kepala.

"Pertama kali aku mengetahui mereka baikkan, Ifa pernah bilang dia masih segan sama ayahnya Iky. Dia pernah bilang nggak mau membuat Rizky menjadi anak durhaka. Dia berpikir kalau dia menyuruh Iky menolak rencana ayahnya, maka dia telah membuat Iky menjadi anak durhaka. Ya ampun, so sweet banget ya pemikirannya."

"Bella, mana nih makanan dan minumannya?" panggil Abdul. "Buruan kesini, pertandingannya sudah mau mulai."

"Dek, Iky mana ya? Kok belum datang juga? Apa dia menjemput Shania dulu?"

"Mas menyuruh dia menjemput Shania?" tanya bunda Ulfa terkejut. Dia merasa tak enak pada emak Bella. "Buat apa mas?"

"Mas pengen dia mengenal keluarga besan kita. Karena nanti kita kan bakalan jadi keluarga besar."

"Maaf pak Amir, saya rasa anda nggak perlu mengundang Shania kemari. Saya sudah cukup sedih karena rencana pak Amir untuk menyuruh Iky kawin lagi. Perasaan saya sebagai seorang wanita sekaligus ibu akan lebih hancur bila melihat wanita yang akan menjadi madunya Ifa." ucap Emak Bella dingin.

"Lho, nggak papa dong sayang. Biar kita saling kenal sehingga nanti nggak ada lagi yang perlu disembunyikan saat mereka menikah." Abdul membela Amir.

Zayyan dan Alana yang duduk di permadani hanya saling berpandangan mendengar perdebatan para orang tua. Waduh, bakal awkward nih, pikir Alana.

"Assalaamu'alaikum." Tiba-tiba terdengar suara orang memberi salam. Alana langsung berdiri untuk membukakan pintu. Tak lama Alana masuk bersama seorang wanita cantik dan seorang pria yang tak kalah menarik. Mereka memakai pakaian yang cukup resmi. Siapa mereka ini? tanya emak Bella dan bunda Ulfa dalam hati.

"'Eh Shania sudah datang. Duduk sini, nak." sambut Amir ramah. "Pak Abdul, ini lho yang namanya Shania, calonnya Iky."

Semua yang ada di ruangan itu auto melotot dong mendengar ucapan Amir. Emak Bella dan Bunda Ulfa saling berpandangan tak percaya. Tak ada yang berkomentar dengan kehadiran Shania.

"Oh ini tho yang namanya Shania. Mari duduk di sebelah sini. Wah, pak Amir pintar ya mencari calon menantu baru." puji babe Abdul. "Ditunggu dulu ya. Ikynya belum balik."

"Iya, terima kasih pak. Maaf saya mendadak datangnya. Seharusnya ini acara keluarga, tapi karena saya bakal jadi calon anggota keluarga makanya saya datang untuk memperkenalkan diri." jelas Shania. Semua terdiam. Hanya Amir dan Abdul yang manggut-manggut sambil tersenyum.

"Jeng Ulfa, gimana ini?" bisik Bella kepada Ulfa yang hanya mampu menggeleng.

"Maaf om, gimana kalau seandainya Ifa dan Iky sudah kembali bersama lagi? Apakah pernikahan itu akan tetap dilaksanakan?" Dengan berani Alana bertanya. "Nggak fair dong om kalau pernikahan itu tetap dilaksanakan."

⭐⭐⭐⭐


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C68
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄