Berli memandangi mesin mobil mewah yang menyala dan mulai berjalan menjauhi dirinya.
Berli tak lagi merasa menggigil. Hawa dingin malam itu tidak ada artinya dengan kepergian orang tuanya yang seolah membuangnya dipinggiran jalan.
Ia menangis dan berlari, berharap mobil itu berhenti dan orang tuanya keluar untuk menghampirinya.
Harapan, semua itu hanya harapan Berli. Nyatanya mereka tak menghiraukannya sama sekali. Justru mobil itu semakin melajukan kecepatannya.
Langkah Berli tak bisa menggapai mobil mewah yang kini sudah tersamar dari pandangannya, dia jatuh terduduk, menangisi orang tuanya, menangisi nasibnya yang selalu sial.
"Ibuu... Ayah.. Aku mohon Jangan pergi.. Hikss... Jangan tinggalkan aku sendirian hikss....Berlian janji akan menjadi anak baik"
"Berlian janji Ayah...Ibu" Tubuhnya yang ringkih bergetar bersamaan dengan air mata yang luruh di pipinya.