"Apa iya memang kita yang buat! Kenapa! puaskan!?!" jawab Reni dengan menantang.
"Kau!" Belum sempat selesai bicara Ana langsung menghentikan sekertaris Dita.
"Sudah, enggak apa-apa biarin aja. Mereka itu iri sama kita," ucap Ana dengan lirih.
"Iya sih ada bener ya juga. Kita kan bisa ketemu sama Presdir terus.. lah sedangkan sana, hanya bisa lihat dari jauh," balas balik ejek sekertaris Dita kepada Reni dan Ani.
Reni dan Ani yang mendengarnya pun merasa marah. Mereka berdua mengepalkan tangan mereka hingga kuku jari mereka memutih.
"Hei jalang! siapa yang iri dengan kalian. Kalian kan bekerja hanya dengan cara menjalang," ucap Reni dengan sengit.
"Aduh.. aduh.. kalau iri saingan sayang bukannya malah merendahkan," ucap sekertaris Dita menatap Reni dan Ani bergantian dengan nyalang.
"Gak bisa saingan ya, aduh.. aduh.. kasian dasar sampah," lanjut ucap sekertaris Dita dengan sengit lagi sambil tersenyum sinis.