Menyelesaikan pekerjaan setengah hati bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi saat itu Evan terus saja terbayang ingin segera menghubungi Luci. Akan tetapi tanggung jawab tetap harus diselesaikan terlebih dahulu. "Anggap saja Luci itu adalah hakku," bisik Evan dengan tangan bergerak untuk menggoreskan tanda tangan miliknya.
"Sudah! Sekarang jangan ganggu aku!" Evan mendorong kesal pada dokumen yang sudah selesai dia pelajari dan dia tanda tangani itu. Kursinya berputar untuk menyembunyikan wajah dan sosoknya yan tidak sabaran ingin segera menghubungi Luci.
Sambungan berdering setelah Evan menekan nomor milik Luci.
Luci yang masih sibuk memeriksa jejaring sosial milik James Wolf segera mengangkat telepon dari Evan. "Hallo, ada apa?" tanya Luci dengan wajah datar.