"Mama ah, ada orang banyak!" kata Alan memperingati.
"Lagian, sama anak sendiri aja kayak anak tiri. Kalau anaknya pergi baru nangis-nagis," gerutu Nathan.
"Ya ampun Sayang udah berapa lama kita nggak ketemu, ya ampun Dindaa!!" teriak Madam Lea, dia tampak memeluk Dinda bahkan air matanya tampak jatuh dengan sempurna di pipi. Tak terpikir olehnya sama sekali jika masa ini akan terjadi. Nathan dan Dinda tiba-tiba menghilang. Untungnya Alan mau memberikan ganti rugi atas kontrak Dinda yang seharusnya untuk tiga tahun kedepan tiba-tiba dibatalkan. Mau bagaimana lagi, kondisi Dinda tidak memungkinkan, dan dia juga tak mau memaksa Dinda untuk menjadi orang lain atau bahkan memaksanya untuk tetap bekerja di saat dia depresi. Madam Lea tidak mau kalau Dinda sampai stress dan bahkan depresinya akan semakin parah lagi dari sebelumnya. Dan melihat Dinda sekarang sudah berdiri di depannya dan baik-baik saja, benar-benar membuatnya begitu bersyukur.