"Oh, jadi mereka adalah keluargamu?" tanya Agus.
Siska langsung tersenyum kecut, bahkan laki-laki bernaama Agus itu benar-benar pandai untuk bersilat lidah. Bagaimana sekarang dia menjadi sok baik dan sok manis seperti ini?
"Iya, tentu saja. Bagaimana kabarmu? Lama tidak berjumpa,"
"Pa!" sentak Siska pada akhirnya, Alan langsung menoleh pada istrinya. Baru kali ini Siska agaknya menyela ucapannya ketika dia berbincang dengan seseorang. Padahal biasanya dia akan memilih diam, dan memberikan ruang untuk Alan agar bisa mengobrol. "Ayolah kita bahas masalah anak-anak kita, dan bagaimana Pak Agus yang terhormat ini mengatakan hal-hal yang jahat kepada anak kita dan juga kepadaku," ketus Siska.
Alan tampak kebingungan, kalau saja Agus tidak menyela ucapan Siska. Menarik Alan untuk mendekat dengannya saat duduk.
"Aku itu—"