Saga sedang duduk di belakang meja, dan laptop di depannya memancarkan cahaya biru yang dingin.
Stella berjalan cepat, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara dia sebaiknya berbicara, dan kepalanya tertunduk seperti pilar.
Saga merasa tidak berdaya semakin dia melihat ke arah Stella, dan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk mengambil inisiatif untuk berbicara, "Ah ..."
Terkejut dengan suaranya yang tiba-tiba, Stella segera pulih dari pikirannya dan mengangguk dengan cepat, "Nah, ada sesuatu yang terjadi."
Saga tidak berbicara, tetapi menatapnya dengan tenang.
Kedua orang itu saling memandang dalam diam selama beberapa detik, dan dahi Saga berkerut dengan urat biru, "Apakah ada sesuatu? Mengapa kau tidak mengatakannya?"