Jevin melepaskan belitan tangannya, namun tidak dengan jarak tubuh yang hampir menempel pada Nathan. Menarik intens pandang dengan raut penuh keseriusan di matanya. Menangkup rahang milik pria dewasa yang masih terdiam dengan pikiran melayang, masih tak habis pikir dengan keterlibatan resminya bersama dengan remaja jangkun yang hanya di rasa mengganggu.
"Dari setiap pertemuan, bukankah aku selalu meninggalkan jejak langkah ku makin dekat pada mu?"
Nathan hanya mengangkat satu alisnya dengan bibir terkatup rapat. Sungguh, ia tahu jika remaja yang ada di hadapannya itu tipe berandal yang sama sekali tak tahu malu, namun bukankah kali ini sudah terlalu terlewat batas?
Dengan cepat pria jangkun itu mengikis jarak, dengan gerakan yang begitu cepat, hingga baru di sadari oleh Nathan saat sebuah benda lembut menempel di atas bibirnya.
Jevin mencium Nathan tepat di atas bibir untuk ke dua kalinya.
Deg