"Bantuan sosial kemanusiaan, tapi orang lain tak akan mendapatkan keuntungan tambahan setelah ku tolong. Karena hanya pria yang ku dekap dengan sangat erat tanpa melakukan apa pun di ranjang adalah pemilik cinta ku."
"Akhhh!"
Nathan tak bisa membalas ucapan Max yang penuh dengan bualan. Tubuhnya sudah jatuh terhempas, pendaratan yang tepat saat letak jantung milik pria menyebalkan itu menempel pada pendengarannya.
Max memeluk dengan sangat erat, tak sedikit pun merasa terusik dengan Nathan yang terus datang untuk memberinya pukulan.
"Yang kau ucap, harus pula kau tepati. Sampai luka ku benar-benar sembuh, aku tak ingin kita bercinta."
"Tiga hari, mungkin sudah benar-benar sembuh. Setelah itu, aku akan habis-habis," balas Max dengan sangat enteng.
Nathan yang jelas saja memprotes dengan mimik wajahnya yang terlihat. Mengangkat pandang pada posisi baringan Max, menatap tajam.