Bara menggelengkan kepalanya sambil memandang Via tak percaya. Baiklah, selesai pulang kuliah, ia akan segera mencari rumah yang dijual di koran. Awalnya, Bara pikir Via itu anaknya lucu dan menyenangkan, tapi ternyata ya ia sama saja seperti wanita lainnya.
Bara sudah terlalu sering digoda oleh para wanita. Dan hanya Pradita satu-satunya yang menolaknya dan membencinya atas kebaikan yang telah ia lakukan. Untuk itu, Bara merasa bahwa hanya Pradita yang sanggup mencuri hatinya.
Sebentar lagi, ujar Bara dalam hati. Ia akan segera bertemu dengan Pradita sebentar lagi.
Siang itu, Bara terpaksa makan siang bersama Via di rumahnya. Mbak Nis sudah memasak ayam tulang lunak yang bumbunya meresap sampai ke lapisan terdalam. Ayahnya memang luar biasa bisa mendapatkan seorang koki rumahan yang dapat diandalkan.