Pradita membayangkan bibir Danu yang belum pernah tersentuh oleh bibir gadis mana pun juga. Danu pasti orangnya pemalu jika sedang berdekatan dengan pacarnya. Arini yang tampak pendiam dari luar, tapi ternyata ia cukup agresif juga.
Pradita mengingat cerita Danu tentang Arini yang beberapa kali ingin berciuman dengan Danu, tapi Danu menolaknya. Arini pasti termasuk gadis yang agresif. Berbeda dengan Pradita yang tidak berani berkutik jika sudah berhadapan dengan Bara. Tentu saja, itu karena Bara yang lebih dulu agresif padanya.
Pradita melihat lagi ponselnya dan memperhatikan nomor telepon asing yang masuk ke dalam catatan panggilannya. Selama ini Pradita tidak pernah mengingat-ingat nomor ponsel siapa-siapa karena ia selalu mengandalkan buku telepon dari ponselnya.
Apalagi sekarang ponsel Pradita sudah diganti dengan yang baru. Ia semakin tidak punya nomor kontak siapa-siapa selain orang-orang terdekatnya.