Bara mendongak dan melihat ada seorang wanita keluar dari dalam rumah dan kemudian melongok melalui celah pagar.
"Mas niki sing ajeng mendet baju, nggeh?" tanya wanita itu. (Mas ini yang mau ambil baju, ya?)
Bara melongo sambil melebarkan matanya. "Baju?"
Hanya itu satu-satunya kata yang Bara paham. Oh, dan satu lagi: nggeh. Nggeh sepertinya artinya ya. Selama ini ibunya tidak pernah mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jawa. Ia lebih lama tinggal di Bandung dan terbiasa dengan logat Sunda.
Ibu itu membuka pintu pagar dan kemudian berdiri di depan Bara.
"Nggeh, baju. Monggo mlebet mriki. Bajune sampun kulo bungkus niki. Mas e mboten mbeto motor? Mlampah? Mangkih saget mbeto mboten bajune?" (Ya, baju. Silakan masuk. Bajunya sudah dibungkus ini. Masnya gak bawa motor? Jalan kaki? Nanti kebawa gak bajunya?)
Bara serasa berada di alam yang berbeda. Kepalanya langsung roaming. Apa yang sesungguhnya sang ibu katakan? Tak ada satu pun yang Bara pahami kali ini.