Di Sabtu sore kakek dan nenek serta cucu mereka sudah menunggu kedatangan Aira,
Ihsan dan baby triplets.Mata kakek terasa panjang bolak balik melihat ke arah jalan dimana mobil Velfire yang berwarna hitam itu akan melintas menuju rumah Kepala Desa Silih Asih.
Aira sengaja mensilent ponselnya supaya Kakek tidak menterornya dengan bertanya sudah sampai dimana dia dan bayi kembar tiga cicitnya.Padahal hanya beberapa kilo meter saja jarak antara rumah tinggalnya dan Aira sudah memastikan akan datang sore hari itu.
Bukannya Aira bersikap tidak sopan atau mengabaikan kakeknya,tetapi Aira malas menjawab pertanyaan kakek yang bolak balik.Aira ingin memeluk kakek setibanya dia disana sebagai penebus kerinduan sang kakek pada dirinya.
"Tidiid...Tidiidddd...!"Ihsan membunyikan klakson mobilnya pertanda mereka sudah sampai didepan pintu gerbang rumah bapak Kepala Desa mertuanya.Pintu gerbang itu sudah dibuka lebar lebar,kakek dan nenek berhamburan mendekati mobil mewah itu.