Sebagai seorang ibu yang pernah kehilangan, Nana memandang kedua mata Veer dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada binar-binar senang di sana, padahal baru semalam lalu Veer mengatakan jika memiliki masalah tersendiri. Jika tidak ingat kata-kata Deby sebelumnya, bahwa anak itu kini sudah menjadi pria dewasa… Nana mungkin tidak akan mengatakan hal ini.
"Sebenarnya Deby memberikan beberapa pesan untuk disampaikan kepadamu kapan hari," kata Nana.
Sejauh yang Nana kenal, Veer adalah tipikal lelaki yang mudah tersenyum. Tapi melihat ekspresinya yang sulit menyembunyikan kekalutan, dia pun terdiam mendengar kata-kata barusan.
"Oh… soal apa?" tanya Veer. Dia pun ikut Nana duduk di sofa panjang ruang tamu. "Apa karena ada masalah finansial lagi? Kalau iya aku bisa bantu."
"Bukan. Bukan itu."
"…"
Send me a gift?