Rocress mengangguk mantab. "Yeah... pelacuran," katanya. "Tenang saja. Tetap kau yang jadi atasannya kok, sementara aku cukup numpang nama di sana. Yang pasti berikan surat kontrak juga. Sebab akulah yang menyumbang dana. Setelah itu terserah. Untuk pembukaan awalnya akan kupandu dari awal hingga ratingnya terus menanjak."
"Haha... haha..." tawa Madam Shin hambar. "Yang benar saja... astaga... kau nyerocos seolah benar-benar akan jadi kenyataan. Tahu tidak? Sebelumnya itu kuniatkan jadi tempat amal!"
"Bodoh..." kata Rocress sembari menjentik rokoknya malas. Wanita itu lantas mendekat tiba-tiba di depan wajahnya. "Baik. Teruslah kau beramal, mengerti? Tanpa tahu kapan jatuh miskin dan jadi gembel di pinggir jalan."
"K-Kau..."
Rocress menyilangkan tangan di depan dada. "Sebenarnya aku bilang begini juga karena ingin beramal," katanya tiba-tiba. Membuat kening Madam Shin berkerut-kerut. "Mau dengar?" asap rokoknya berhembus ke udara.
Rocress termasuk tokoh penting lho...
Jangan tertipu dengan caraku nulis :v
Wkwkwk... novel ini masih punya jutaan misteri yang harus kalian baca biar tahu!! :v