下載應用程式
68.7% RE: Creator God / Chapter 259: CH.259 Kelas Evolusi Tujuh

章節 259: CH.259 Kelas Evolusi Tujuh

Waktu itu aku pernah mencatumkan bahwa sejauh ini kelas evolusi yang pernah kulawan hanyalah sampai tingkat enam. Namun dalam prediksi yang dibuat IAI dan para peneliti dari perusahaanku bilang bahwa akan ada kelas evolusi tujuh yang akan muncul nantinya.

Sekarang masih giliranku dan Kiera di ronde yang ketiga. Mulai muncul monster kelas empat banyak dan sebagian kecil kelas evolusi lima. Belum kulihat lagi monster tingkat evolusi enam seperti yang waktu itu, tetapi kuyakin tidak akan lama.

Sejak pertarungan ini dimulai, sudah lewat satu jam lebih dan masih belum terlihat akhirnya. Ini bahkan masih baru pertengahan, kurasa memang membutuhkan waktu yang benar-benar lama. Sedikit demi sedikit kapasitas stamina kami tertekan dengan keadaan yang ada.

"Monster-monster ini mulai tangguh, sial."

"Berhati-hatilah sejak monster ini bukan monster kontrol, mereka bergerak sesuai keinginan mereka. Tidak seperti monster di game yang punya pola serangan."

"Sudah kuketahui sejak awal tahu.���

"Aku tempe, bukan tahu."

Masih saja bercanda, ya sudahlah, itu membantuku untuk tidak berpikir terlalu berlebihan dan menjadi tertekan dengan kondisi yang ada. Ini tidak termasuk bagian dari rencanaku, tetapi tidak buruk juga, kenapa tidak kalau begitu?

Lagipula tidak seperti konsentrasiku terpecah karena candaan yang satu itu, justru itu menurunkan rasa stressku menghadapi ini semua. Jujur butuh kesabaran untuk melawan ribuan monster, berbeda dengan ratusan yang waktu itu kuhabisi sekali jalan dengan sihir-sihir besar.

Oh ya walau aku terlihat simpel dengan selalu menggunakan kemeja dan celana pendek atau celana panjang dan sepatu santai, banyak aksesoris yang kupakai seperti kacamata, Pendulum yaitu Pentarundum itu, dan kalung The Goddess Love. Bukan berarti aku terlihat seperti perempuan dengan banyak aksesoris. Ini membantuku dalam bekerja dan bertarung.

"Shin, Lala, kami harus mundur, gantikan kami."

"Sudah siap di belakangmu."

Semakin tinggi tingkat evolusinya, semakin menghabiskan stamina saja karena tingkat kesulitannya sedikit demi sedikit bertambah. Jujur ini benar-benar melelahkan, tetapi kami sudah sampai setengah perjalanan, tidak boleh menyerah.

Sedari tadi aku sebenarnya mengetahui sorotan mata banyak orang. Coba pikir, portal monster ini terbuka di sekolah, yang pasti juga terlihat dari luar. Banyak orang melihat termasuk para pejalan dan murid-murid yang berani.

Karena giliranku selanjutnya masih tertahan, aku mengembalikan semua pedang itu ke kotak kayu lagi untuk menghemat mana dan tenaga juga. Saat aku masuk ke medang perang lagi nanti, aku harus dalam kondisi normal lagi supaya hasil terbaik bisa muncul.

Aku lupa memberi tahu, walau kami kuat, bukan berarti kami tidak dapat dilukai. Untuk inilah sebelumnya aku mempersiapkan baju zirah yang cukup tebal untuk menangkal serangan kecil berupa cakaran dan sabitan. Juga sebisa mungkin kami menghindari serangan pastinya.

"Jurai, sebaiknya kau mulai membantu menyerang, ini sudah mulai sulit. Maju dan mundurlah sesukamu dan menurut batasanmu sendiri."

"Akhirnya aku dapat jatah juga. Jangan bilang aku mengerikan, tetapi aku akan main besar-besaran sejak awal. Ae-chan, aku tinggal dulu, tunggu di sini dengan Sin dan Kiera."

"Bermainlah sana sepuasmu dasar manusia-dewa OP."

Kalau saja tubuhku kuat untuk menggunakan kemampuanku menciptakan kekuatan tak terbatas seperti Jurai, pasti sudah kulakukan. Aku tidak ingin diriku terbaring di atas kasur, koma entah untuk berapa lama. Juga kalau dengan kekuatan OP, pengalamanku akan sangat terbatas karena melawan musuh yang 'mudah dan lemah'.

Aku jadi merindukan kan masa laluku dulu bersama Shin dan Jurai di Terra? Dulu masih bisa terbilang semua masih 'damai'. Sejak kami dulu masih menyantai dan tidak mengetahui soal dewa. Setahuku Jurai mulai mengetahui sejak tereinkarnasi, dan Shin setelah bertemu Lala.

Masa-masa hidup kami sekarang dipenuhi oleh ketidaktenangan, makanya aku mempersilahkan siapa pun untuk melontarkan candaan walau saling mengejek. Jujur di mana pun kami berada, pasti ada mata dewa pengintai yang bahkan melihat di tempat yang paling tersembunyi pun. Kalau mau menangkal, ya pakai kekuatan dewa juga.

Kuroshin pasti sekarang bisa bersenang-senang melihat keadaan kami sekarang ini, tetapi lihat saja, nanti aku akan membalas semuanya dan mengakhiri riwayatmu untuk selamanya. Kebencianku sebenarnya sudah sampai di ubun-ubun, hanya saja masih tertahan sejak orang-orang yang kucintai masih ada di sini.

"Oi, oi, kenapa ada monster baru menggila di sini? Sudah gitu pakainya sihir-sihir destruktif lagi."

"Situasinya sudah mulai gawat, jadi kulemparkan saja itu maniak tarung alias battle junk."

"Iya, tetapi setidaknya jangan pada gilirankulah, monster-monster yang ada jadinya berantakan."

"Yang sudah mayat kusimpan di kalungku, tidak perlu repot."

Karena kalung The Goddess Love bisa mengambil barang atau mengeluarkannya di batasan selama mataku masih bisa melihat, tidak perlu repot mendekat jadinya. Kurasa aku terlalu melebih-lebihkan situasi ini ya?

Pertamanya sebenarnya aku berpikir kalau ini akan jadi pertarungan yang menegangkan, tetapi semua kami di sini malah bersenang-senang sesuai pace kami masing-masing. Pertarungan yang melegakan beban kami malahan.

Nanti kurasa setelah pertarungan ini selesai, aku ingin berjalan-jalan dengan kedua temanku dan pasangannya. Oh ya, walau Jurai sudah kuketahui bahwa sebagai saudaraku, kami lebih suka untuk menganggap diri kami sebagai teman untuk mendekatkan jarak antara kami.

"Mayatnya sih oke, tetapi mayat monster ini masih berterbangan karena sihirnya Jurai. Oi Jurai, tidak bisakah kau memakai sihir yang agak 'kalem' sedikit?"

"Sejak aku punya kekuatan tak terbatas, sihir api biasa pun jadi ledakan besar. Output sihirku menjadi tidak terkontrol karena kekuatanku ini."

"Busyetlah, dahlah, lanjutkan saja pertarungan ini."

"Tuan, ada bahaya yang terdeteksi."

Saat aku sedang tersenyum dan tertawa melihat dua orang itu saling berbicara walau sedang bertarung, IAI tiba-tiba memperingatiku dengan sebuah notifikasi. Tunggu, kenapa aku merasa nostalgia ya dalam hal ini? Ah masa bodoh deh.

Sekejap saja aku langsung menanyakan lebih detail kepada IAI walau sebenarnya aku bisa memperkirakan apa yang dimaksud. Tentu saja, yang dimaksud oleh IAI adalah monster kelas evolusi tujuh yang menjadi prediksi IAI beberapa waktu lalu.

Masih belum keluar, tetapi aku tahu bahwa keberadaannya sudah mendekat atau setidaknya sudah dekat dengan portal. Waktu itu IAI memprediksi kami berempat hanya bisa menangani satu monster evolusi kelas tujuh, dengan Jurai jadi dua kali lipat.

"Semuanya, barusan aku mendapat prediksi bahwa monster kelas evolusi tujuh sudah hampir muncul dari portal. Shin, Lala, berhati-hatilah, kalau sampai muncul, aku dan Kiera akan turun tangan juga."

"Tenang saja, seberapa sulit pun ini tetap giliran kami masihan, aku tidak akan membiarkan monster ini lewat selama masih bisa."

"Jangan memaksakan diri juga Shin. Kalau memang tidak bisa, katakan saja, maka aku dan Sin akan turun membantumu."

Kuperingatkan dan kuingatkan sekali lagi, prediksi IAI ini berdasarkan dengan semua pengalaman yang dibentuk menjadi data dan disimulasikan. Selama kekuatan kami belum sepenuhnya dikerahkan, sihir yang lebih besar belum dimunculkan, dan kemampuan dewa belum dilepaskan, prediksi ini masih bisa berganti.

Untuk sekarang selama masih membatasi diri, kami hanya bisa menangani satu. Artinya kalau benar muncul, monster yang satu ini perlu menjadi perhatian kami dan jangan diremehkan. Kami bertarung menyantai, tetapi bukan meremehkan karena ini pertarungan yang penting.

Nyawa yang paling pertama terancam setelah kami berlima, tentunya para murid, guru, dan staf, lalu pejalan kaki yang melewati depan akademi Forosolou ini. Sejak awal para monster ini tinggal di dunia ini, jadi mereka bisa bertahan walau di dunia yang berbeda.

"Terima kasih perhatian kalian. Kalau memang keadaannya menjadi gawat, masuk saja tanpa bertanya atau aku meminta."

"Sudah kami pahami sejak tadi."

Untuk tambahan bantuan, aku sudah menyuruh para penembak yang menggunakan senjata api otomatis bersiap membantu kami. Sebenarnya tidak perlu sampai sebegini berlebihan, tetapi tidak menyakitkan bukan kalau berhati-hati seperti ini?

Tidak pernah ada yang tahu kondisi yang akan terjadi sama seperti yang sudah diprediksi atau bukan. Selama ini sih hasil prediksiku bekerja 85 persen tepat, sisa 15 persen kalau ada gangguan lain yang tiba-tiba muncul dan mengubah arah jalan cerita.

Sebenarnya dibanding monster kelas evolusi tujuh, aku lebih tertarik yang setingkat di atasnya atau bahkan lebih. Untuk suatu alasan, aku berpikir ada kemungkinan kalau monster kelas evolusi delapan juga akan muncul. Ini masih prediksi, tetapi aku tidak mengharapkan ini terjadi.

Monster kelas evolusi enam tingginya sudah mencapai 2.8 meter, kekebalan kulitnya sudah 30 cm yang sulit ditembus oleh pedang pendek yang dimiliki Assassin. Yang paling efektif ya paling pedang besar atau pedang panjang biasa juga katana. Itu kelas evolusi enam, kalau kelas evolusi tujuh seperti apa coba? Kalau delapan?

"Jurai, kalau sudah mulai capek, mending mundur dulu. Kekuatanmu menjadi kartu AS buat kami, jangan sampai ada apa-apa sebelum menghadapi monster yang lebih sulit, kami yang repot juga nantinya."

"Terkadang aku kesal juga dengan sifatmu yang bisa mengatur rencana ya? Baiklah kalau itu perhitunganmu, aku mundur dulu."

Sebenarnya baru lewat lima menit lebih sedikit dari Jurai turun ke medang pertarungan, tetapi dirinya sudah mengeluarkan banyak mana untuk sihir-sihir yang besar itu. Kalau nanti monster yang tambah kuat muncul, dia kehabisan tenaga dan mana, malah urusannya jadi rumit adanya.

Setelah Jurai mundur, pertarungan duo Shin dan Lala masih berlanjut. Mereka pengalamannya sudah lebih banyak dariku. Bukan pengalaman hidup sepertiku yang sudah puluhan ribu tahun, tetapi mereka sudah tahu gerak-gerik musuh lebih dariku. Katakan saja mereka adalah musuh alami dari monster-monster yang ada.

Buat mereka yang sudah tinggal di sini selama ratusan tahun, tidak perlu banyak adaptasi sepertiku, Kiera, dan Jurai. Kalau aku sih sudah ada pengalaman sedikit, jadi lebih mudah. Namun Kiera baru pertama kalinya bertarung di medan perang ini dan pertarungan sebesar ini, dan Jurai baru pertama kali berperang di sini.

"Muncul!!"

"Akhirnya musuh yang benar-benar bisa mengangkat adrenalin kita muncul juga."

"Berhati-hatilah, kita tidak pernah melihat yang seperti ini. Kusarankan kalian menyerang dari dua arah sekaligus. Dengan tubuh besar, monster seperti itu akan bergerak lambat dan kita bisa membuatnya bingung."


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C259
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄