"Hai."
Ralin mengerjap, lalu membalikkan tubuhnya. Semilir angin sejuk berembus pelan ke arahnya, menerbangkan helaian rambut panjangnya hingga menutupi sebagian wajah. Ralin menepiskannya dan spontan mengernyit. Bocah misterius itu muncul kembali di hadapannya. Binar di mata cokelatnya memukau Ralin selama beberapa saat.
Cakep banget, pikirnya dalam rasa kagum yang muncul. Ortunya pasti happy banget punya anak secakep ini!
"Hai." Ralin balas menyapanya. "Kamu sendirian lagi?"
Bocah itu menggeleng penuh semangat.
"Bagus deh." Ralin mengitarkan pandang ke sekeliling mereka. Tempat yang sama seperti sebelumnya dan sama indahnya. "Tapi, kamu dengan siapa kesini?" Tak ada orang lain di sekitar mereka.
"Mama."
"Oh. Okeee..." Ralin celingukan lagi, tetap tak menemukan jejak manusia lainnya selain mereka berdua. "Dimana mamamu? Gimana kalau kita panggil? Siapa namanya?"